Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Moms, Ini Tahapan Perubahan Hormon Selama Siklus Menstruasi

Moms, Ini Tahapan Perubahan Hormon Selama Siklus Menstruasi

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram dan Youtube Mother & Beyond

Sistem reproduksi sehat pada perempuan ditandai dengan siklus menstruasi yang sehat pula. Ini semua dipengaruhi oleh hormon-hormon penting yang bekerja keras di setiap fase menstruasi.

Yup, Moms mungkin belum tahu kalau menstruasi terbagi menjadi beberapa fase. Untuk itu, yuk, ketahui tahapan perubahan hormon selama siklus menstruasi dan bagaimana hormon-hormon tersebut memengaruhi tubuh perempuan secara keseluruhan.

Perubahan hormon dalam 4 fase menstruasi

Siklus menstruasi adalah serangkaian perubahan fisik dan hormonal yang dialami tubuh perempuan setiap bulan dalam rangka mempersiapkan kehamilan. Siklus ini biasanya berlangsung selama 21-35 hari, tergantung pada individu. Ada 4 fase utama dalam siklus menstruasi yang masing-masing dipengaruhi oleh fluktuasi hormon khusus, yakni:

1. Fase menstruasi

Fase menstruasi menandai hari pertama dari siklus menstruasi. Fase ini terjadi ketika lapisan rahim (endometrium) yang menebal mulai meluruh dan keluar melalui vagina sebagai darah menstruasi. Biasanya fase ini berlangsung selama 3-7 hari.

Hormon yang berperan: Pada fase ini, kadar hormon estrogen dan progesteron berada pada level yang sangat rendah. Kondisi ini memicu tubuh untuk mengeluarkan lapisan rahim yang tidak lagi diperlukan.

Tubuh bisa terasa lelah dan beberapa perempuan mungkin mengalami kram atau nyeri di sekitar perut bagian bawah. Penting buat Anda menjaga hidrasi dan istirahat yang cukup selama fase ini.

2. Fase folikular

Fase folikular dimulai pada hari pertama menstruasi dan berlanjut hingga ovulasi. Pada fase ini, kelenjar pituitari melepaskan hormon perangsang folikel (FSH) yang membantu telur di ovarium untuk matang.

Peran hormon: Kadar estrogen mulai meningkat secara bertahap selama fase ini. Hormon ini membantu memperbaiki dan menebalkan kembali lapisan rahim sebagai persiapan untuk kemungkinan kehamilan.

Dengan meningkatnya kadar estrogen, banyak perempuan merasa lebih berenergi dan fokus. Ini adalah waktu yang baik untuk melakukan aktivitas fisik atau merencanakan hal-hal produktif.

Baca juga: 8 Kondisi Kesehatan Akibat Kelebihan Hormon Estrogen dalam Tubuh

3. Fase ovulasi

Fase ovulasi biasanya terjadi sekitar pertengahan siklus (hari ke-14 pada siklus 28 hari). Pada fase ini, ovarium melepaskan sel telur yang paling matang.

Peran hormon: Hormon luteinizing (LH) meningkat secara signifikan selama ovulasi yang memicu pelepasan sel telur. Estrogen berada di puncaknya selama fase ini.

Banyak perempuan merasa lebih percaya diri dan menarik selama berada di fase ovulasi, berkat lonjakan hormon estrogen. Temperamen cenderung lebih cerah, sehingga ini bisa menjadi waktu yang pas untuk bersosialisasi atau membangun hubungan.

4. Fase luteal

Fase luteal dimulai setelah ovulasi dan berlangsung hingga awal fase menstruasi berikutnya. Pada fase ini, tubuh mempersiapkan diri jika kehamilan terjadi.

Peran hormon: Setelah ovulasi, folikel yang kosong berubah menjadi korpus luteum dan mulai melepaskan hormon progesteron. Progesteron mempersiapkan lapisan rahim agar dapat menerima sel telur yang telah dibuahi. Jika kehamilan tidak terjadi, korpus luteum menyusut, menyebabkan kadar progesteron dan estrogen menurun.

Bagi beberapa perempuan, fase ini bisa disertai gejala fisik dan emosional yang dikenal sebagai sindrom prahaid (PMS). Gejalanya meliputi payudara yang lebih sensitif, perut kembung, perubahan suasana hati, dan keinginan makan tertentu. Mengonsumsi makanan sehat dan menjaga aktivitas fisik ringan bisa membantu mengurangi gejala ini.

Baca juga: 7 Tips Mengelola Perubahan Hormon Pasca Melahirkan

Peran 4 hormon utama dalam menstruasi

  • Estrogen: Hormon ini mendukung pertumbuhan dan penebalan lapisan rahim, terutama selama fase folikular dan ovulasi.
  • Progesteron: Dilepaskan saat fase luteal, progesteron membantu mempersiapkan rahim untuk implantasi sel telur yang dibuahi.
  • FSH: FSH berperan dalam mematangkan folikel di ovarium selama fase folikular.
  • Luteinizing: LH memicu ovulasi dan pelepasan sel telur dari ovarium.

Dengan mengenali pola siklus menstruasi dan hormon-hormon yang berperan, Anda bisa lebih proaktif dalam menjaga keseimbangan hormon dan menangani tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan adanya masalah kesehatan, Moms. (M&B/Ayu/SW/Foto: Freepik)