Sebelum menyebutkan jenis-jenis vaksin yang diulang, Anda perlu mengetahui bahwa Ikatan Dokter Anak Indonesia telah membagi imunisasi ke dalam 2 kelompok, yaitu imunisasi wajib dan imunisasi yang dianjurkan.
Semua jenis vaksin wajib ini sudah diproduksi di Indonesia, sehingga harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau dan Anda bisa mendapatkannya di Posyandu, Puskesmas, RSUD, dan RS Umum Pusat. Sedangkan kelompok imunisasi anjuran, harga yang ditawarkan masih cukup mahal, karena kelompok vaksin ini belum sanggup diproduksi oleh pemerintah dan masih diimpor dari negara asalnya. Untuk kelompok imunisasi wajib, jenis yang harus diulang adalah:
1. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Pengulangan vaksin DPT dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu usia 18 bulan, 5 tahun, dan 10 tahun. Namun saat pengulangan di usia 10 tahun, vaksin yang diberikan hanya DT saja. "Penyakit Pertusis biasanya menyerang anak di usia balita, sehingga bila si anak sudah berusia di atas 5 tahun, vaksin Pertusis sudah tidak perlu diberikan lagi," kata dr. Ayu Pratiwi, Sp.A. MARS, spesialis anak dari RSIA Bunda Mentang.
2. Campak
Vaksin ini diulang dalam bentuk imunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubella). Ulangan pertama diberikan pada rentan usia 15-24 bulan dan ulangan yang kedua saat berusia 4-6 tahun. Imunisasi MMR ini berguna untuk melindungi anak dari radang paru (pneumonia), radang otak, infeksi telinga, dan kejang-kejang.
3. Polio
Pada imunisasi ini, pengulangan dilakukan sebanyak 2 kali, pertama saat Si Kecil berusia 18 bulan dan ke-2 divaksin kembali pada rentang usia 4-6 tahun.
Pada kelompok imunisasi yang dianjurkan, ada beberapa pula yang disarankan untuk diulang, yakni Hemofilus Influenza Tipe B (Hib), Influenza, Pneumokokus, Tifoid dan hepatitis A. Vaksin Hib dilakukan pengulangan sekali saja saat Si Kecil berusia 12-18 bulan. Sedangkan untuk vaksin Influenza, pengulangan dilakukan setiap tahun hingga Si Kecil berusia 8 tahun. Vaksin Pneumokokus bisa diulang pada interval usia 12-15 bulan.
Sementara untuk penyuntikan vaksin Hepatitis A, mulai dilakukan setelah Si Kecil berusia 2 tahun dan kembali diulang dengan interval waktu 6-12 bulan setelah penyuntikan pertama. Sama halnya dengan Hepatitis A, penyuntikan pertama vaksin Tifoid dilakukan setelah si kecil menginjak usia 2 tahun. Vaksin kembali diberikan dengan rentang waktu 3 tahun setelah penyuntikan awal dan terus dilakukan setiap 3 tahun sekali. (IMR/Sagar/DC/Dok. M&B UK)