Menjadi seorang ayah, bagaimana rasanya, ya? Apa yang harus dilakukan saat bayi lahir? Pastinya beraneka pertanyaan muncul dalam benak para calon ayah. Rasa senang dan bingung bercampur aduk menjadi satu.
Memang hal yang wajar ketika suami merasa kikuk kala buah cintanya dengan sang istri lahir ke dunia. Setelah istri menjalani proses kehamilan selama 9 bulan, kini saatnya Si Kecil hadir nyata di depan mata.
Agar tidak merasa bingung, calon ayah sebaiknya menyiapkan diri jauh-jauh hari. Terlebih, ayah perlu sekali menciptakan bonding dengan sang buah hati, bahkan sejak ia dalam kandungan.
Calon papa tentu tak perlu khawatir. Seperti halnya istri yang memiliki naluri keibuan, suami pun bisa mengasah kemampuan dirinya untuk memiliki naluri ‘kebapakan’. Nah, naluri seperti ini penting diasah di sepanjang kehamilan istri tercinta.
Ya, naluri kebapakan memang tidak muncul secara tiba-tiba. Ada proses yang harus dilalui dan strategi yang harus dilakukan agar calon ayah terkoneksi dengan baik dengan sang janin.
Lalu, bagaimana cara mengasah naluri calon ayah sehingga tercipta bonding yang erat dengan calon bayinya? Nah, yuk simak tip di bawah ini.
Tingkatkan Hormon Cinta
Tidak hanya istri, pada tubuh suami pun terdapat hormon oksitosin (hormon cinta). Agar suami bisa terkoneksi dengan janin, hormon ini perlu ditingkatkan. Bagaimana caranya? Tidaklah susah, Dads. Justru sangat sederhana. “Cobalah calon ayah untuk membelai perut istri yang makin membesar. Ketika janin bergerak-gerak, posisikan atau tempelkan tangan suami pada perut Anda. Ini salah satu proses atau upaya bonding dengan janin,” papar Gayle Berry, pendiri perusahaan pijat bayi Blossom & Berry seperti dikutip dari Motherandbaby.co.uk
2. Ajak Janin Bicara
Mengajak bicara calon bayi dalam kandungan? Hmm..mana mungkin? Ya, mungkin ada calon ayah yang merasa ‘aneh’ ketika diminta bicara sendiridengan menghadapkan wajah pada perut istrinya yang membuncit. Rasanya lucu mengobrol dengan sosok yang belum tampak wujudnya dihadapan mata kita.
Akan tetapi, calon ayah jangan menganggap hal sepele hal ini. Justru ‘berbicara’ dengan janin dapat meningkatkan kemampuan bayi kelak dalam mendeteksi suara. Ya, dia akan mengenali suara-suara yang pernah didengar saat di dalam perut ibunya, termasuk suara ayahnya.
3. Ajak janin ‘Bermain”
Ketika janin mulai menunjukkan eksistensinya dengan cara bergerak-gerak, ajaklah ia ‘bemain’. Beri rangsangan misalnya dengan memancarkan sinar lampu ke arah perut istri. Lalu, perlahan-lahan gerakkan arah lampu itu. “Sebagian janin akan bergerak menuju arah cahaya dan sebagian lainnya akan berpaling dari cahaya,” papar GP Philippa Kaye, penulis Your Pregnancy Week by Week.
Pada usia kehamilan trimester ketiga, pergerakan janin makin sering dan terasa lebih kencang. Manfaatkan momen ini dengan mengajak bermain, misalnya menepuk-nepuk halus perut istri. Jangan kaget, kalau janin membalas dengan cara meninju atau menendang perut Moms!
4. Saling Berpelukan dengan Istri
Di waktu istirahat, luangkan untuk berbaring berdua. Cobalah saling berhadapan. Posisi perut yang membesar berada di antara Anda berdua. "Berpelukan bersama pasangan adalah kesempatan untuk membuat kontak secara langsung kulit ke kulit dengan calon bayi Anda. Hal ini juga akan membuat keduanya merasa nyaman satu sama lain, "kata psikolog Susan Quilliam.
5. Tulis “Surat” untuk Sang Janin
Menulis surat untuk bayi? Yup. Cobalah calon ayah untuk menuliskan harapan-harapannya terhadap sang jabang bayi. Hal ini dapat membantu membangun ikatan emosional yang kuat dengan sang buah hati. Demikian dikatakan seorang psikolog, Emma Kenny.
6. Berbagi Cerita dengan Ayah Lain
Cobalah berbincang dan bercerita dengan orang lain yang sudah menjalani proses dan penuh pengalaman sebagai seorang ayah. Mungkin dimulai dari teman Anda yang sudah memiliki bayi. Tanyakan apa saja tantangan yang dihadapi dan bagaimana menyelesaikan problem yang dihadapi dalam pengasuh bayi.
“Berbagi cerita yang menggembirakan dengan ayah lain menumbuhkan semangat dan rasa percaya diri bahwa dirinya nanti akan menjadi seorang ayah,” kata Emma.
7. Tentukan Nama untuk Sang Janin
Salah satu hal yang ditunggu dan dinantikan adalah mengetahui jenis kelamin calon bayi. Biasanya dokter akan menginformasikan pada istri pada pemeriksaan minggu ke-20. Selanjutnya, istri akan memberitahukan kabar gembira ini pada suami.
"Ini akan menjadi proses yang menegangkan bagi suami,” Emma. Selanjutnya, suami istri dapat bersepakat untuk memberi nama panggilan bagi sang janin. Hal ini akan meningkatkan rasa bahagia Anda dan pasangan dalam menyambut Si Kecil kelak. (Hilman Hilmansyah/ Dok M&B UK)
Baca Juga:
7 Persiapan Kehamilan untuk Calon Ayah
5 Ketakutan Calon Ayah dan Cara Menghadapinya