Emosi bukanlah hal yang serta merta muncul pada diri manusia, melainkan terbentuk melalui sebuah proses panjang selama kehidupan.
Perkembangan emosi Si Kecil di awal kehidupannya menjadi penting untuk diperhatikan karena akan menentukan bagaimana sebaiknya Moms dan Dads bersikap. Bagaimana proses perkembangan emosi Si Kecil? Yuk Moms, ikuti pembahasannya.
0-3 bulan
Pada masa ini, Si Kecil sedang mempelajari berbagai macam emosi. “Bayi di usia ini mulai mengenal emosi dasar, yaitu sedih dan gembira,” jelas Alison Gopnik, Ph.D., profesor psikologi anak dan penulis buku The Scientist in The Crib.
Dengan perkembangan kemampuan fisik dan kognitif yang masih terbatas, ia mengenali emosi-emosi tersebut berdasarkan kebutuhan ataupun kondisi tubuhnya sendiri. Seperti, ketika lapar ia akan sedih dan menunjukkannya dengan menangis.
Walaupun begitu, seiring dengan perkembangannya ia mulai dapat belajar emosi dari orang lain dengan mengamati dan menyerap emosi yang ada di sekitarnya.
3-6 bulan
Banyak sekali perkembangan emosi yang Si Kecil rasakan pada rentang usia ini. Pada tahapan usia ini ia mulai dapat mengenali wajah. Kemampuan mengenali wajah ini kemudian mengembangkan perasaan aman dan nyaman Si Kecil terhadap beberapa orang. Sehingga ia mulai memilih-milih orang yang akan menggendongnya. Ia bahkan mulai memiliki orang favorit.
Selain itu, ia juga mulai dapat meniru beberapa gerakan maupun ekspresi wajah orang dewasa, seperti cemberut dan tersenyum.
Fluktuasi emosinya mulai berubah dengan cepat dan semakin beragam. Rasa marahnya sudah sering terlihat. Emosi ini kemudian akan memuncak hingga menjadi tantrum pada rentang umur selanjutnya.
Baca juga: Kenali Perkembangan Emosi Anak 1-3 Tahun
Ekspresi emosi yang ia dapat lakukan juga semakin beragam. Ketika senang ia akan menggoyang-goyangkan tangan dan kakinya, atau bahkan tertawa dengan keras.
6-12 bulan
Kemampuan motorik dan kognitif Si Kecil yang semakin berkembang membuat proses pembelajaran hubungan antara dirinya dengan objek maupun benda semakin cepat.
Apabila di bulan-bulan awal ia senang ketika melihat sebuah mainan, maka pada masa ini ia akan ingin memainkannya. Selain itu, ia akan sering meminta persetujuan dari Anda sebelum meraih sebuah benda.
Hal itu disebut oleh Prof. Arlene Walker-Andrewsm Ph.D., profesor psikologi di Universitas Mintana, sebagai fase 'social referring'. Hal ini menandakan bahwa ia mulai mengerti emosi-emosi Anda maupun orang-orang di sekitarnya.
Selain itu, ia sudah mulai dapat mengontrol emosinya sendiri dengan mengisap jempol atau memainkan mainan favoritnya. Hal ini akan memudahkan Anda dalam menenangkannya ketika ia sedang marah. Di sisi lain, pada rentang usia ini tantrum Si Kecil semakin sering terlihat.
Di usia ini, kemampuan memahami keberadaan diri Si Kecil juga semakin baik. Hal ini berdampak pada rasa percaya diri yang mulai dimilikinya. Pemahaman terhadap diri sendiri juga membuatnya mulai malu, gugup, ataupun takut ketika menemui orang asing. Perasaan ini disebabkan oleh kemampuannya dalam menghafal orang-orang yang ia sukai.
Satu hal lagi yang penting untuk diketahui adalah, ia sudah memiliki beragam mood dan anxiety. Jadi, bersiaplah Moms untuk menghadapi mood swing Si Kecil yang akan sering terjadi. (Gabriela A. Pramesvari/DON/Dok. Freepik)