FAMILY & LIFESTYLE

Posyandu Ikut Berperan dalam Perkembangan Anak



Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan sejak dini. Pemantauan ini dapat dilakukan di berbagai sarana kesehatan di masyarakat, salah satunya Posyandu.

Pos Pelayanan Terpadu, atau yang biasa dikenal dengan Posyandu, merupakan salah satu layanan cuma-cuma yang tersedia berkat dukungan para relawan, yang pada umumnya merupakan kader PKK.

Salah satu prioritas program Posyandu adalah kesehatan ibu dan anak. Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, Guru Besar Pangan dan Gizi IPB menyatakan, ada 5 program prioritas yang dijalankan Posyandu, yakni kesehatan Ibu dan Anak melalui penimbangan, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.

“Lima program tersebut dapat memberikan makna penting bagi kesehatan anak-anak sehingga ia tumbuh menjadi sumber daya yang dapat diandalkan,” ungkap Prof. Ali.

Prof. Ali juga mengungkapkan, Posyandu melakukan monitoring kesehatan dan berat badan anak melalui penimbangan. Ini membuktikan Posyandu mempunyai peran besar bagi anak-anak sejak usia 6 bulan sampai usia di bawah 5 tahun. Oleh karena itu, Posyandu dianggap mampu melakukan upaya pemberdayaan keluarga dalam memantau tumbuh kembang anak dan memberikan pola asuh bagi balita.

Namun, saat ini penelitian menunjukkan adanya kecenderungan berkurangnya kunjungan ke Posyandu. Data menyebutkan, semakin tinggi kelompok usia anak, semakin tinggi pula presentase anak yang tidak pernah ditimbang. Hal ini menunjukkan bahwa Posyandu mulai ditinggalkan, sejak anak memasuki usia 3 tahun ke atas. Padahal, kunjungan Posyandu diperlukan agar ibu bisa memantau tumbuh kembang anaknya.

“Menurut riset, 50% balita kita tidak datang secara teratur ke Posyandu. Bahkan, ada yang tidak datang sama sekali selama 6 bulan terakhir. Ini merupakan pekerjaan rumah bagi kita bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap posyandu,” tutur Prof. Ali.

Untuk mengatasinya, diperlukan suatu upaya revitalisasi Posyandu dalam menumbuhkan dan mengembangkan kemandirian masyarakat untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak batita yang sehat, cerdas, aktif, dan tanggap.

Dalam program revitalisasi tersebut diharapkan Posyandu dapat memberikan pelayanan lebih detail tentang cara mengasuh dan memantau perkembangan anak usia batita, seperti pengukuran lingkar kepala, pemantauan jumlah gigi, dan sebagainya. Selain itu, orangtua juga perlu dilibatkan dalam cara pengasuhan dan pemantauan anak batitanya. Para kader PKK yang menangani kegiatan Posyandu juga perlu difasilitasi dan diberi penghargaan.

Saat ini, di Indonesia tersebar lebih dari 330.000 Posyandu yang merupakan ujung tombak dalam melayani masyarakat luas, terutama usia anak-anak. Prof. Ali juga menambahkan, keberadaan Posyandu di kota besar sudah cukup memadai, karena modal ekonomi yang dibutuhkan Posyandu tidak begitu besar. (Aulia/freedigitalphotos)