FAMILY & LIFESTYLE

Bahaya Risiko Obesitas Karena Kurang Tidur pada Anak



Tidur menjadi waktu yang sangat penting bagi setiap orang, terlebih anak-anak. Berbeda dengan orang dewasa, sebagian besar anak membutuhkan waktu tidur selama 11-14 jam sehari. Jika waktu tidurnya kurang, bisa dipastikan keesokan harinya ia sangat rewel dan mengantuk.


Sejumlah studi juga mengungkapkan hubungan antara durasi tidur dengan kemungkinan obesitas pada anak. Hal ini kembali dikuatkan oleh penelitian dari Massachusetts General Hospital for Children, bahwa semakin sedikit durasi tidur anak, peluang obesitasnya akan semakin besar.


"Studi kami menemukan bahwa durasi tidur bayi dan balita yang kurang dari jumlah yang direkomendasikan merupakan faktor risiko kuat untuk obesitas," jelas Dr Elsie Taveras, kepala departemen Pediatrik sekaligus ketua studi tersebut, dilansir dari CBS News.


Penelitian ini mengikutsertakan ibu serta anak mereka pada periode usia 6 bulan sampai 7 tahun. Faktor yang dipertimbangkan antara lain lingkungan, gaya hidup ibu, pengukuran tinggi dan berat anak, juga jumlah lemak tubuh total, massa tubuh tanpa lemak, serta lingkar pinggang dan pinggul anak.


Para ibu diwawancara dan hasilnya berupa skor tidur mulai dari anak yang menderita kurang tidur kronis sampai durasi tidur yang ideal. Kurang tidur dilihat dari lama waktu tidur dengan usia yang dibedakan. Mulai dari kurang 12 jam sepanjang malam untuk anak usia 6 bulan sampai 2 tahun.


Kemudian, durasi tidur kurang dari 10 jam sehari pada anak 3-4 tahun. Dan juga kurangnya waktu tidur dari 9 jam sehari untuk anak umur 5-7 tahun. Hasilnya ditemukan, anak dengan skor tidur terendah memiliki karakteristik obesitas dan massa lemak tubuh abnormal dari anak seusianya.


Bahkan, penelitian dari University of Washington terbitan jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine menambahkan dengan meneliti bayi dan balita hingga usia 4. Anak tersebut memiliki kemungkinan 80 persen mengalami timbunan lemak tubuh berlebih di lima tahun mendatang.


Hal ini dikarenakan saat kurang tidur, tubuh Si Kecil akan mengalami perubahan hormon. Salah satunya hormon leptin yang berkurang, sehingga ia akan selalu merasa lapar. Akibatnya, anak Anda akan selalu meminta makan namun tidak tertarik untuk melakukan aktivitas fisik.


Selain itu, kurang tidur juga memperlambat pertumbuhan metabolisme yang membuat energi yang dipakai sangat sedikit. Hal tersebut menyebabkan energi berlebihan ini diubah menjadi lemak dalam tubuhnya.


Oleh karena itu, usahakan agar selalu dapat memenuhi kebutuhan tidur Si Kecil ya, Moms. Caranya, ajak anak untuk tidur siang maksimal 25 menit saja. Gunakanlah lampu redup untuk kamar Si Kecil agar ia bisa tidur lebih nyenyak saat malam hari. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)