Batuk adalah gejala penyakit yang mudah sekali menyerang Si Kecil. Salah satu batuk yang sering terjadi pada anak adalah batuk psikogenik atau pseudoasthma, yaitu batuk kering kronis yang muncul secara terus-menerus dan tampak seperti kebiasaan. Karena itu, batuk psikogenik kadang disebut dengan habit cough (batuk yang berulang dan jadi kebiasaan) atau bizzarre honking cough (batuk dengan suara yang berbeda dari biasanya).
Batuk psikogenik umumnya sering terjadi pada anak-anak setelah Si Kecil terkena infeksi virus, mengalami demam, flu, atau gangguan pada saluran pernapasan. Batuk jenis ini sering dialami pada siang hari dan intensitasnya tidak berkurang pada saat Si Kecil sedang tertidur.
Penyebab
Ada beberapa macam penyebab batuk psikogenik. Selain karena iritasi atau infeksi saluran napas, batuk ini juga bisa timbul karena kondisi psikologis yang kurang baik pada anak. Misalnya, ia merasa stres karena urusan sekolah, takut pada orang tua dan teman, ataupun karena trauma terhadap sesuatu.
Gejala
Ciri-ciri batuk psikogenik umumnya kering dan menimbulkan suara yang berbeda daripada batuk biasa. Suara batuk psikogenik juga cukup keras dan nyaring, seperti klakson atau gonggongan anjing. Pada malam hari, anak yang menderita batuk psikogenik juga tidak akan berhenti batuk.
Biasanya, batuk psikogenik dialami oleh anak yang sudah mulai bersekolah. Oleh karena itu, amatilah apakah Si Kecil mengalami tekanan di sekolah atau lingkungan sekitarnya tempat ia biasa bermain.
Yang Harus Dilakukan
Apabila Si Kecil mengalami gejala seperti di atas, maka berikan kenyamanan dengan menyangga dadanya saat tidur untuk meringankan batuknya. Moms juga bisa menggunakan selimut atau sprai yang dilingkarkan di dada anak. Lalu, buatlah simpul besar di atas tulang dadanya sebagai penyangga. Hal ini akan bisa membantu Si Kecil mengurangi frekuensi batuknya.
Hubungi Dokter
Jika batuknya benar-benar berkepanjangan, tak berhenti, dan anak tampak mengalami kesulitan bernapas atau Moms menemukan bahwa Si Kecil memang mengalami tekanan, segeralah konsultasi ke dokter. Karena jika tidak dilakukan, hal ini akan berdampak pada kondisi psikologis dan fisik anak. Kalau sudah benar-benar kronis, ia bisa saja tidak dapat masuk sekolah selama seminggu, bahkan sebulan. Ada baiknya Anda langsung membawa Si Kecil ke dokter anak atau dokter THT agar bisa mendapat penanganan lebih lanjut. (M&B/SW/Dok. Freepik)