Masalah kesehatan seperti kadar gula darah tinggi atau diabetes tentu sudah tak asing lagi di telinga Anda ya, Moms. Namun bagaimana dengan retinopati diabetika? Mungkin belum banyak yang tahu kondisi medis yang satu ini. Padahal, retinopati diabetika bisa menyebabkan kebutaan bagi para penderita diabetes lho, Moms. Ketahui fakta-fakta di bawah ini, yuk!
Definisi
Menurut American Academy of Ophthalmology (AAO), para penyandang diabetes bisa mengalami masalah mata yang disebut dengan retinopati diabetika. Ini terjadi ketika kadar gula darah dalam tubuh merusak pembuluh darah pada retina Anda. Pembuluh darah ini bisa membengkak dan terjadi kebocoran, bisa juga tertutup sehingga aliran darah terhenti. Terkadang, pembuluh darah tidak normal bisa tumbuh di retina, namun tetap saja semua perubahan tersebut sangat mengganggu kemampuan Anda untuk melihat.
Retinopati diabetika adalah salah satu penyebab utama kebutaan, dan penderita diabetes 25 kali lebih besar berisiko mengalami kebutaan dibandingkan dengan orang yang tidak menderita diabetes.
Gejala
Walau sangat menggangu penglihatan, namun Anda bisa mengalami retinopati diabetika dan tidak menyadarinya. Ini terjadi karena biasanya gejala penyakit ini tidak muncul di awal. Seiring bertambah parahnya retinopati diabetika yang Anda alami, barulah keluhan muncul di kedua mata, seperti:
⢠Pandangan kabur.
⢠Pandangan sering berubah dari kabur ke jelas.
⢠Melihat area kosong atau gelap di pandangan Anda.
⢠Kesulitan melihat di malam hari.
⢠Warna yang Anda lihat tampak pudar.
Jenis-jenis Retinopati Diabetika
Menurut Jakarta Eye Center, terdapat dua jenis retinopati diabetika, yaitu:
1. NPDR
Ini adalah non-proliferative diabetic retinopathy, yang merupakan bentuk awal penyakit ini. Pembuluh darah retina yang halus mengalami kebocoran berupa cairan dan darah ke retina, akibatnya retina membengkak dan membentuk deposit yang disebut eksudat.
2. PDR
Ini adalah proliferative diabetic retinopathy, yang merupakan perkembangan lanjut dari NPDR. Pada DPR terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru (neovaskularisasi) yang abnormal pada permukaan retina dan saraf optik.
Diagnosis
Dibutuhkan pemeriksaan mata lengkap untuk menegakkan diagnosis retinopati diabetika. Sebagai langkah awal, umumnya dokter spesialis mata akan meneteskan obat untuk melebarkan pupil. Jika dibutuhkan, dokter akan melakukan flourescein angiography untuk melihat lebih jelas retina, vitreus, dan saraf optik Anda.
Cairan berwarna kuning (fluorescein) akan disuntikkan ke vena, biasanya di lengan Anda. Kemudian kamera spesial akan merekam retina, untuk melihat apakah cairan tersebut keluar atau tersumbat dari pembuluh darah.
Ada juga cara lebih canggih menggunakan optical coherence tomography (OCT) untuk melihat retina. Ini menggunakan mesin untuk melihar gambar detail dari ketebalan retina dan pembengkakan yang terjadi. (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)