FAMILY & LIFESTYLE

Kenali Tension Type Headache, Sakit Kepala Tipe Tegang



Moms, sakit kepala ternyata ada banyak macamnya, lho. Salah satu tipe sakit kepala yang banyak ditemukan pada usia produktif adalah tension type headache atau sakit kepala tipe tegang.

Menurut dr. Sahat Aritonang, Sp.S, M.Si.Med, dokter spesialis saraf dari RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, seperti dikutip dari Health First, tension type headache (TTH) atau sakit kepala tipe tegang adalah jenis sakit kepala yang gejalanya khas, berupa sensasi tekanan dan ikatan kuat pada kedua sisi kepala. Perasaan seperti terikat itu terkadang tidak hanya muncul di kepala, tapi juga pada otot-otot di sekitar kepala, seperti otot leher dan bahu.

Pada TTH, tidak muncul gejala kepala berdenyut dan perasaan mual. Meski demikian, terkadang penderita TTH juga mengalami gejala sensitif terhadap cahaya dan suara. Intensitas TTH berada pada level ringan sampai sedang, dan intensitasnya tidak bertambah meski penderitanya melakukan aktivitas fisik seperti naik-turun tangga dan sebagainya.


Siapa Saja yang bisa Menderita TTH?

Menurut penelitian, TTH lebih banyak dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki. Meski bisa terjadi pada semua umur, mayoritas penderita TTH adalah mereka yang berusia produktif, dengan kisaran usia 25 hingga 50 tahun. Penderita TTH biasanya para pekerja yang memiliki beban kerja melimpah dan tenggat waktu kerja yang ketat setiap harinya.


Penyebab Utama TTH

Penyebab utama TTH adalah faktor psikis. Stres pekerjaan, kelelahan, dan masalah pribadi bisa memicu munculnya TTH. Itu sebabnya, jenis sakit kepala ini juga dikenal sebagai sakit kepala psikogenik. Stres dan beban pikiran yang melanda seseorang bisa menstimulasi saraf perifer (saraf tepi) pada otak yang memicu kontraksi otot-otot di area kepala dan menimbulkan nyeri. Karena itu, pada pemeriksaan sering dijumpai ketegangan pada otot di sekitar kepala.

Jika tidak diatasi dengan baik, TTH akan bisa berkembang menjadi TTH episodik, lalu meningkat lagi menjadi TTH kronik yang bisa memengaruhi kualitas hidup dan produktivitas seseorang, serta memicu munculnya keluhan nyeri pada titik-titik lain, seperti nyeri bahu, nyeri punggung, dan sebagainya.

Selain itu, serangan TTH kronik juga bisa membuat tubuh memproduksi hormon stres (hormon kortisol) secara terus-menerus. Dan jika dibiarkan berlarut, tekanan darah bisa meningkat sehingga bisa berisiko mengalami penyakit jantung.


Penanganan TTH

Menyeimbangkan ritme hidup, mengelola stres dengan baik, dan menerapkan pola hidup sehat merupakan langkah utama yang perlu dilakukan untuk mengatasi TTH. Sesibuk apa pun Anda, sempatkan untuk beristirahat, tidur, serta olahraga untuk melenturkan dan mengendurkan ketegangan otot. Kuasai juga kemampuan untuk mengelola stres. Seringkali stres tidak dipicu oleh kesibukan, melainkan dari pikiran kita sendiri, karena tidak sedikit orang yang tidak sibuk, tapi bisa stres karena hal-hal kecil.

Jika kondisi tidak kunjung membaik, jangan tunda lagi untuk berkonsultasi dengan dokter. Semakin cepat ditangani, semakin besar pula kemungkinan TTH bisa diatasi hingga tuntas. Jika perlu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk meninjau kemungkinan lain yang menyebabkan sakit kepala, misalnya adanya infeksi atau kelainan fisiologis, serta memberikan penanganan tambahan, seperti pemberian obat antidepresan, terapi akupunktur, dan fisioterapi. (M&B/SW/Dok. Freepik)