Beberapa waktu lalu, penyanyi Ashanty mengumumkan dirinya mengidap autoimun. Moms mungkin sudah pernah mendengar nama penyakit yang satu ini.
Ya, penyakit autoimun memang cukup sering terjadi. Menurut data yang dirilis National Institute of Health, hingga 2017 terdapat sekitar 23,5 juta jiwa warga Amerika Serikat atau lebih dari tujuh persen dari total mengalami autoimun. Jumlah tersebut semakin meningkat setiap tahunnya.
Lantas apa yang dimaksud dengan autoimun? Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri. Normalnya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh dari serangan organisme asing seperti bakteri atau virus. Namun pada seseorang yang menderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing. Dengan begitu, sistem kekebalan tubuh akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi guna menyerang sel-sel tubuh yang sehat.
Penyebab Autoimun
Sayangnya, hingga kini belum diketahui apa penyebab penyakit autoimun. Akan tetapi ada sejumlah faktor yang disinyalir mampu meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap penyakit ini, yaitu:
⢠Etnis. Beberapa penyakit autoimun pada umumnya menyerang etnis tertentu. Misalnya, diabetes tipe 1 umumnya menimpa orang Eropa, sedangkan lupus rentan terjadi pada orang Afrika-Amerika dan Amerika Latin.
⢠Jenis kelamin. Wanita biasanya lebih rentan terserang penyakit autoimun ketimbang pria. Biasanya, penyakit ini dimulai pada masa kehamilan.
⢠Lingkungan. Paparan dari lingkungan seperti cahaya matahari, bahan kimia, serta infeksi virus dan bakteri, bisa menyebabkan seseorang terserang penyakit autoimun dan memperparah keadaannya.
⢠Riwayat keluarga. Umumnya penyakit autoimun juga menyerang anggota keluarga yang lain. Meski tidak selalu terserang penyakit autoimun yang sama, mereka juga rentan terkena penyakit autoimun yang lain.
Gejala Autoimun
Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun. Beberapa di antaranya memiliki gejala yang sama. Pada umumnya, gejala-gejala awal penyakit autoimun adalah:
⢠Kelelahan
⢠Pegal otot
⢠Ruam kulit
⢠Demam ringan
⢠Rambut rontok
⢠Sulit berkonsentrasi
⢠Kesemutan di tangan dan kaki.
Meskipun begitu, masing-masing penyakit autoimun memiliki gejala spesifik. Berikut adalah contoh penyakit autoimun beserta gejalanya:
1. Lupus: Dapat memengaruhi hampir semua sistem organ dan menimbulkan gejala seperti demam, nyeri sendi, ruam kulit, kulit sensitif, sariawan, bengkak pada tungkai, sakit kepala, kejang, nyeri dada, sesak napas, pucat, dan pendarahan.
2. Penyakit Graves: Dapat mengakibatkan kehilangan berat badan, mata menonjol, gelisah, rambut rontok, dan jantung berdebar.
3. Psoriasis: Kulit bersisik.
4. Multiple sclerosis: Nyeri, lelah, otot tegang, gangguan penglihatan, dan kurangnya koordinasi tubuh merupakan gejala dari multiple sclerosis.
5. Myasthenia gravis: Kelelahan yang semakin parah seiring aktivitas yang dilakukan.
6. Tiroiditis Hashimoto atau penyakit Hashimoto: Kelelahan, depresi, sembelit, peningkatan berat badan, kulit kering, dan sensitif pada udara dingin.
7. Kolitis ulseratif dan Crohn's disease: Nyeri perut, diare, BAB berdarah, demam, dan penurunan berat badan.
8. Rheumatoid arthritis: Menimbulkan gejala nyeri sendi, radang sendi, dan pembengkakan.
9. Sindrom Guillain-Barre: Kelelahan sampai kelumpuhan.
Gejala penyakit autoimun dapat mengalami flare, yaitu timbulnya gejala secara tiba-tiba dengan derajat yang berat. Flare timbul karena dipicu oleh sesuatu hal, misalnya paparan sinar matahari atau stres.
Tidak mudah bagi dokter untuk mendiagnosis penyakit autoimun. Meski setiap penyakit autoimun memiliki ciri khas, tapi gejala yang muncul bisa sama. Oleh sebab itu, dokter akan menjalankan tes khusus untuk mengetahui apakah seseorang terserang penyakit autoimun, di antaranya dengan tes ANA (antinuclear antibody) dan tes untuk mengetahui peradangan yang mungkin ditimbulkan penyakit autoimun.
Pengobatan Penyakit Autoimun
Sebagian besar penyakit autoimun belum dapat disembuhkan. Akan tetapi gejalanya dapat ditekan dan dijaga agar tidak timbul flare.
Sementara itu, pengobatan untuk menangani penyakit autoimun tergantung pada jenis penyakit yang diderita, gejala yang dirasakan, dan tingkat keparahannya. Untuk mengatasi nyeri, penderita bisa mengonsumsi aspirin atau ibuprofen. Pasien juga bisa menjalani terapi pengganti hormon jika menderita penyakit autoimun yang menghambat produksi hormon dalam tubuh. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)