BABY

Kondisi yang Sebabkan Bayi Harus Minum Susu Formula



Setelah bayi lahir, satu-satunya hal yang bisa ia konsumsi setidaknya hingga usia 6 bulan hanyalah susu. Air susu ibu (ASI) tentu menjadi pilihan terbaik, karena di dalamnya terbukti mengandung vitamin dan mineral untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dan membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil.

Baca juga: Jasa Kurir ASI untuk Mempermudah Proses MengASIhi Si Kecil

Namun, tak bisa dimungkiri bahwa ada beberapa kondisi yang bisa dialami ibu maupun bayi sehingga ia tak bisa minum ASI. Si Kecil pun mau tidak mau harus diberi susu formula sebagai pengganti makanannya. Kondisi apa sajakah yang menyebabkan hal ini? Berikut penjelasan lengkapnya untuk Anda.

1. Phenylketonuria

Phenylketonuria (PKU) merupakan kelainan pada metabolisme yang langka pada bayi. Hal tersebut membuatnya tidak dapat mengonsumsi ASI dan hanya bisa mengonsumsi susu formula yang bebas asam amino phenylaline. Meski pemberian ASI dipercaya masih bisa dilakukan, pengawasan ketat secara medis tetap harus diberikan.

2. Galactosemia

Galactosemia merupakan kondisi kelainan metabolisme langka lainnya. Kondisi ini menyebabkan bayi kesulitan atau tidak mampu mencerna gula galaktosa. ASI sendiri memiliki laktosa yang terpecah menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga bayi tidak akan mampu mencernanya. Oleh karena itu, Si Kecil hanya bisa diberikan susu formula yang bebas dari galaktosa.

3. Sifilis

Ibu yang memiliki masalah sifilis juga dianjurkan untuk tidak memberikan ASI secara langsung. Apabila sering terjadi lesi, saat hendak menyusui atau memompa ASI, maka bayi akan dianjurkan untuk diberikan susu formula agar kebutuhan nutrisinya tetap bisa terpenuhi dengan baik.

Baca juga: Buah yang Perlu Dihindari Bayi saat Masa Awal MPASI

4. Tuberkulosis

Ibu yang mengalami tuberkulosis (TB) juga dianjurkan untuk tidak memberikan ASI secara langsung melainkan dengan ASI perah, karena penularan yang bisa terjadi dalam jarak dekat melalui pernapasan. Namun, jika timbul lesi payudara aktif atau mastitis TB, maka pemberian ASI harus dihentikan hingga kondisi tersebut sembuh sempurna. Asupan bayi pun akan diganti dengan susu formula untuk sementara.

5. HIV

Ibu yang mengidap HIV dianjurkan untuk memberikan susu formula kepada bayi sebagai pengganti ASI untuk mencegah penularan. Namun, ada pendapat lain yang menyebutkan kondisi ibu dengan HIV tetap bisa memberikan ASI dengan beberapa syarat. Untuk itu, konsultasi dengan dokter dan ahli laktasi guna mencari jalan keluar terbaik mengenai asupan utama Si Kecil sangat perlu dilakukan.

6. Kanker

Bagi ibu yang mengidap kanker, Anda tentu perlu mempertimbangkan pemberian susu formula kepada bayi. Hal ini didasari pada tindakan kemoterapi yang akan memengaruhi kandungan ASI yang tidak bisa diberikan pada Si Kecil. Selain itu, ibu yang mengonsumsi obat-obatan dengan radioaktif juga disarankan untuk memberikan susu formula pada bayinya.

Tetap dalam pengawasan dokter

Meski sudah menetapkan untuk memberikan susu formula, Moms tetap saja tidak boleh melakukannya secara sembarangan. Anda harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli laktasi terlebih dahulu untuk menentukan susu formula yang diberikan dengan jumlah yang dianjurkan.

Pemberian susu formula juga perlu dicatat dalam riwayat tumbuh kembang Si Kecil untuk mengurangi risiko kesehatan yang bisa ia alami, seperti obesitas. Karena itu, pastikan Moms telah berdiskusi dengan ahlinya, sehingga pemenuhan nutrisi anak bisa dilakukan dengan cara yang tepat dan benar. (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Freepik)