BUMP TO BIRTH

6 Gangguan Vagina yang Sering Muncul saat Hamil



Selama kehamilan, tubuh Anda akan mengalami banyak perubahan, seperti payudara dan perut yang membesar. Selain itu, ibu hamil akan mengalami perubahan pada area vagina. Perubahan ini bisa disebabkan oleh adanya peningkatan kadar estrogen dan progesteron, tingkat keasaman, atau ukuran yang menyebabkan bumil rentan terkena gangguan pada vagina dan berpotensi mengganggu janin. Berikut ini M&B merangkum beberapa gangguan vagina yang sering kali muncul di masa kehamilan. Apa saja? Simak ya, Moms!

1. Bacterial vaginosis (BV)

Dikutip dari Healthline, menurut American Pregnancy Association, 10-30 persen wanita hamil rentan mengalami bacterial vaginosis. Kondisi ini disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan bakteri vagina baik dan buruk.

Gejala yang ditimbulkan antara lain bau amis, gatal di sekitar vagina, dan keputihan yang berwarna keabu-abuan. Bacterial vaginosis yang tidak segera diobati bisa mengakibatkan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan keguguran.

2. Infeksi ragi

Melansir Parents, peningkatan hormon kehamilan bisa menyebabkan Anda mengalami infeksi jamur. Selain itu, selama kehamilan, cairan vagina mengandung lebih banyak gula, di mana ragi bisa tumbuh dengan subur.

Leena Nathan, MD, ob-gyn di Ronald Reagan Medical Center UCLA, mengatakan kepada Health bahwa ragi cenderung tumbuh subur di lingkungan yang manis dan lembap, sehingga kondisi cairan vagina yang mengandung banyak gula bisa meningkatkan pertumbuhan ragi di vagina.

Gejala yang ditimbulkan antara lain nyeri dan gatal pada vagina, keputihan berwarna kekuningan, adanya kemerahan dan pembengkakan pada vagina, serta ketidaknyamanan saat berhubungan seks. Umumnya, infeksi ragi tidak akan membahayakan bayi di dalam kandungan, tapi hal ini tentu saja akan membuat Anda merasa tidak nyaman.

3. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang dapat ditularkan melalui hubungan seks dengan orang yang terinfeksi. Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC) trikomoniasis disebabkan oleh infeksi parasit protozoa yang disebut Trichomonas vaginalis.

Kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi kehamilan yang serius, berat badan lahir rendah, dan kelahiran prematur. Gejala trikomoniasis meliputi adanya bau busuk, keluarnya cairan berwarna kuning kehijauan, gatal-gatal dan kemerahan pada vagina, serta rasa sakit saat buang air kecil dan berhubungan seks.

4. Varises vulva

Selama kehamilan, varises tidak hanya terjadi di kaki Anda, tapi juga bisa terjadi di daerah vulva dan vagina Anda. Varises vulva bisa disebabkan oleh peningkatan volume darah dan peningkatan hormon kehamilan.

Varises vulva bisa menyebabkan tekanan pada vulva dan vagina Anda, sehingga dapat menimbulkan rasa sakit yang cukup kuat dan ketidaknyamanan. Selain itu, varises vulva bisa menimbulkan gejala lainnya seperti adanya pembengkakan atau benjolan di area vagina dan bibir kemaluan, gatal, dan nyeri saat berhubungan seks atau berjalan.

Kondisi semacam ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu setelah melahirkan. Namun, untuk meredakan gejala varises vulva saat hamil, Anda bisa memberikan kompres dingin di area vulva Anda dan hindari berdiri atau duduk dalam waktu yang lama.

5. Pendarahan vagina

Pendarahan selama kehamilan memang sering terjadi, terutama di trimester pertama. Melansir WebMD, pendarahan ringan yang terjadi dalam 6-12 hari pertama setelah Anda hamil adalah pendarahan implantasi, yaitu ketika telur yang telah dibuahi menanamkan dirinya di lapisan rahim. Umumnya, pendarahan ini tidak membahayakan. Namun, jika pendarahan pada trimester pertama disertai dengan gejala lainnya, seperti kram di perut bagian bawah dan jaringan yang melewati vagina, bisa jadi itu adalah tanda keguguran.

Pendarahan pada vagina selama kehamilan juga bisa terjadi karena adanya perubahan serviks. Selama kehamilan, darah ekstra mengalir ke serviks. Hubungan seks atau tes Pap, yang menyebabkan kontak dengan serviks, bisa memicu perdarahan. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena jenis pendarahan ini bukanlah pendarahan serius.

Sementara itu, pendarahan yang tidak normal pada trimester kedua atau ketiga mungkin lebih serius, karena bisa menandakan adanya masalah dengan bumil atau bayi. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami pendarahan di trimester kedua atau ketiga, Moms.

Di samping itu, pendarahan vagina di akhir kehamilan bisa menjadi pertanda bahwa tubuh Anda sedang bersiap untuk proses persalinan. Beberapa hari atau minggu sebelum persalinan dimulai, sumbat lendir yang menutupi pembukaan rahim akan keluar dari vagina, dan biasanya akan memiliki sejumlah kecil darah di dalamnya (bloody show). Namun, jika perdarahan dan gejala persalinan dimulai sebelum minggu ke-37 kehamilan, segera hubungi dokter untuk tindakan lebih lanjut.

Baca juga: Bahayakah Pendarahan yang Muncul saat Hamil 9 Bulan? Ini Penjelasannya

6. Meningkatnya keputihan

Meningkatnya keputihan adalah salah satu perubahan vagina paling nyata selama kehamilan. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar estrogen dan progesteron. Peningkatan volume darah dan aliran darah juga bisa berkontribusi terhadap meningkatnya keputihan.

Gejala keputihan selama kehamilan ditandai dengan munculnya cairan tipis berwarna putih susu, terkadang tidak berbau dan terkadang memiliki bau ringan. Jika peningkatan keputihan ini mengganggu Anda, cobalah mengenakan panty liner tanpa wewangian (fragrance free). (M&B/Fariza Rahmadinna/SW/Foto: Valeria_Aksakova/Freepik)