FAMILY & LIFESTYLE

Ajarkan Anak Tangkas Berinternet agar Paham Literasi Digital



Disadari atau tidak, pandemi telah menciptakan kebiasaan-kebiasaan baru pada setiap orang. Salah satunya adalah semakin seringnya menggunakan media digital yang tak hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk melakukan pekerjaan dan media pembelajaran, termasuk bagi anak-anak.

Penggunaan internet yang semakin sering ini pun meningkatkan kekhawatiran tersendiri, khususnya para orang tua. Sebab menurut data terbaru dari Google, setidaknya ada sekitar 18 juta malware dan upaya phising terkait COVID-19, serta lebih dari 240 juta pesan spam terkait COVID-19 di seluruh dunia setiap harinya.

Hal tersebut dapat menyebabkan tersebarnya data dan informasi lain yang bersifat pribadi jika Anda, pengajar, maupun Si Kecil kurang memahami literasi digital dengan baik. Dengan alasan ini, maka penting bagi Anda sebagai orang dewasa untuk membangun kebiasaan digital yang baik demi menjaga keamanan berinternet bagi anggota keluarga.

Mari Tangkas Berinternet!

Menyambut Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2020, Google pun mengenalkan Tangkas Berinternet, sebuah program global literasi digital dan keamanan online yang dijalankan untuk meningkatkan keamanan berinternet, khususnya bagi anak-anak.

Moms bisa ajak Si Kecil untuk mengakses situs g.co/TangkasBerinternet. Ia bisa memainkan permainan berbasis web bernama Interland, yang dapat membantu mengajarkan konsep literasi digital kepada anak-anak dengan bantuan guru dan orang tua.

Selain itu, terdapat juga beberapa materi ajar serta situs terkait literasi digital untuk membantu guru dan orang tua dalam memberi pemahaman terkait kebiasaan digital yang baik kepada anak-anak. Hal ini perlu dipelajari lebih lanjut, agar orang dewasa seperti Anda dan pengajar dapat melindungi mereka selama menggunakan internet.

"Bagi para guru, manfaatkanlah teknologi internet dengan sebaik-baiknya sebagai sarana interaksi dan edukasi. Bagi anak-anakku yang Ibu banggakan, selalu akses konten bermanfaat yang sesuai dengan usia kalian. Jika merasa bingung atau ragu, segeralah bertanya ke orang tua atau guru kalian," ujar Bintang Puspayoga, Menteri PPPA RI dalam webinar yang dilangsungkan oleh Google Indonesia, bekerjasama dengan Yayasan Sejiwa dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (KemenPPA) (21/7).

Berinternet dengan Sikap CCTBB


Webinar tersebut bertajuk "Keluarga Tangkas Berinternet: Membantu Keluarga Mempraktikkan Keamanan Berinternet dan Membangun Kebiasaan Digital yang Baik". Ryan Rahardjo, selaku Head of Public Affairs Google Asia Tenggara pun menyebutkan bahwa baik orang tua, guru, dan anak-anak perlu menjadi penjelajah dunia online maupun offline yang CCTBB, yaitu Cerdas, Cermat, Tangguh, Bijak, dan Berani.

Dari kelima hal ini, disebutkan bahwa penting bagi kita sebagai pengguna internet untuk menimbang isi dari hal yang akan di-post, khususnya di akun media sosial masing-masing. Diajarkan juga cara mengenali phising dan menjaga kerahasiaan akun, salah satunya dengan mengecek di situs g.co/SecurityCheckup.

Selain itu, anak-anak juga diberikan pemahaman untuk bisa membagikan konten positif, dengan tidak melakukan cyber bullying atau mengungkap informasi yang tidak relevan kepada publik. Dan terakhir, tentu harus berani melapor jika terjadi penyalahgunaan internet yang bisa mengganggu pengguna lain, termasuk dirinya sendiri.

Orang Tua Tak Perlu Paranoid


Tak hanya Anda, banyak orang tua yang juga mengalami kesulitan untuk bisa menerapkan kebiasaan digital baik pada anak-anak. Sama seperti Darius Sinathrya, aktor dan presenter, yang meski mengakui adanya generation gap akan pemahaman tentang teknologi, namun tetap berusaha untuk mengikuti perkembangannya agar tetap bisa mendampingi anak-anaknya.

"Peran orang tua sangatlah penting untuk menjadi fondasi untuk anak agar semakin paham apa yang perlu dihindari selama menggunakan internet. Caranya dengan mengajak anak berdialog secara terbuka agar mereka pun bisa lebih mandiri, lebih jeli ketika berinternet, terlindungi, dan tetap mendapatkan manfaat internet secara optimal. Apalagi di masa transisi ke new normal seperti saat ini," jelas suami dari Donna Agnesia, sekaligus ayah dari 3 anak ini.

Jadi, jangan terlanjur paranoid saat anak menggunakan internet, karena ada banyak informasi yang baik dan buruk untuk bisa dipelajari anak, terutama selama masa pandemi ini. Jalani new normal dengan kebiasaan baru dalam menggunakan digital, sehingga Si Kecil juga bisa tetap memiliki tumbuh kembang optimal meski hanya belajar di rumah. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)