Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi penyebab kematian tertinggi pada anak usia di bawah 5 tahun. Pneumonia sendiri merupakan infeksi yang menyerang jaringan paru-paru hingga mengalami peradangan atau pembengkakan dan bisa menyebabkan gangguan serius. Penyebabnya bisa beraneka ragam, mulai dari bakteri, virus, hingga jamur.
Pneumonia bisa menyerang siapa saja, tapi bayi berusia di bawah 2 tahun lebih rentan terkena penyakit ini. Sayangnya, banyak orang tua yang tidak mengenali gejala atau tanda pneumonia pada bayi, sehingga membuat penyakit ini kerap terlambat ditangani. Umumnya, pneumonia yang menyerang bayi berasal dari bakteri dan virus.
Padahal, jika tidak segera ditangani, pneumonia bisa berakibat fatal. Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), pneumonia masih menjadi penyakit infeksi yang paling mematikan untuk anak berusia kurang dari 5 tahun. Karena itu, kenali tanda-tanda bayi terserang pneumonia, agar Si Kecil bisa mendapatkan penanganan yang tepat secepat mungkin. Berikut sejumlah gejala bayi yang mengalami pneumonia, Moms.
Baca juga: Awas, Bayi Bisa Kena Pneumonia dari Asap Rokok yang Menempel di Baju Orang Tuanya
1. Sesak napas
Menurut dr. Nastiti Kaswandani SpA(K), spesialis anak konsultan respirasi dari FKUI/RSCM, salah satu gejala khas pneumonia adalah adanya sesak napas dan tarikan dinding dada ke dalam yang dialami Si Kecil akibat kurangnya suplai oksigen. Terkadang kondisi ini membuat napasnya berbunyi dan terasa berat. Si Kecil juga akan tampak lemas.
2. Napas cepat
Selain mengalami sesak napas, bayi yang terkena pneumonia juga akan bernapas dengan cepat. Pada bayi usia 2-12 bulan, frekuensi napas dikatakan cepat jika Si Kecil bernapas sebanyak 50 kali atau lebih dalam waktu satu menit.
3. Bibir dan kuku membiru
Infeksi yang menyerang paru-paru bayi akan menyebabkan Si Kecil kurang memperoleh suplai oksigen yang cukup. Kekurangan oksigen tentunya akan berakibat pada semua jaringan dan organ tubuh bayi. Hal ini biasanya ditandai dengan perubahan warna pada bibir dan kuku bayi yang membiru.
4. Batuk berdahak
Pneumonia yang dialami bayi juga akan membuatnya batuk yang bisa bertahan selama beberapa hari. Tak jarang batuk juga disertai dengan dahak atau lendir. Namun ada kalanya bayi juga kesulitan untuk mengeluarkan dahak atau lendir hingga menumpuk.
5. Demam tinggi
Demam tinggi yang muncul bisa menjadi tanda adanya infeksi yang terjadi di tubuh bayi, begitu pula halnya dengan pneumonia yang dialami Si Kecil. Terlebih jika bayi juga sudah batuk selama berhari-hari. Demam hingga 39 derajat Celsius kadang disertai dengan nyeri di dada yang membuat Si Kecil jadi mudah rewel. Bayi juga bisa mengalami muntah dan diare.
Baca juga: 7 Obat Alami untuk Bantu Mengatasi Diare pada Bayi
Cara menangani pneumonia pada bayi
Jika bayi Anda memperlihatkan gejala-gejala di atas, Moms perlu segera membawa Si Kecil ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan mungkin menyarankan tes darah atau rontgen untuk memastikan diagnosis pneumonia.
Jika benar Si Kecil mengalami pneumonia, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan penyebabnya, misalnya pneumonia yang disebabkan bakteri akan diberikan antibiotik, sedangkan pneumonia yang disebabkan virus tidak memerlukan antibiotik dan umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar 4 minggu, tapi dokter tetap memberikan obat untuk meringankan gejala.
Adapun pada kasus pneumonia parah yang dialami bayi yang membuat Si Kecil sangat lemas, tidak mau makan atau minum, dan mengalami dehidrasi, maka ia mungkin akan dirawat di rumah sakit hingga kondisinya membaik.
Untuk mengatasi pneumonia pada bayi, Moms sebaiknya memberikan ASI eksklusif serta nutrisi yang cukup dengan gizi seimbang, dan menjauhkan Si Kecil dari asap rokok maupun polutan lainnya. Penting juga untuk mencegah pneumonia dengan cara memberikan vaksin pada bayi Anda, Moms.
Vaksin pneumonia merupakan salah satu vaksin yang penting untuk diberikan kepada bayi untuk melindunginya dari ancaman pneumonia dan penyakit infeksi lain yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae atau bakteri pneumokokus. (M&B/SW/Foto: Freepik)