TODDLER

5 Cara Mudah untuk Melatih Anak Berpikir Kritis



Tak sekadar menghafal isi buku pelajaran, anak juga perlu dilatih untuk berpikir kritis agar dapat menghubungkan konsep satu dan lainnya. Berpikir kritis berarti meningkatkan kemampuannya untuk memecahkan masalah, berpikir kreatif, mempertajam daya ingat, dan tentunya juga meningkatkan cara mengaplikasikan segala ilmu pengetahuan yang ia serap.

Berpikir kritis juga akan melatih anak menjadi investigator yang andal dan penuh inovasi lho, Moms. Lalu, bagaimana melatih anak untuk berpikir kritis? Ikuti beberapa cara di bawah ini, yuk!

1. Bantu Berstrategi

"Pemikir yang kritis dapat memecahkan masalah dengan lebih mudah, dan anak tidak akan bisa mencari solusi jika kita tidak memberinya kesempatan untuk berlatih," ujar Amy Seely Flint, Ph.D., Profesor Pendidikan di Georgia State University, Atlanta, pada Parents.com.

Maka ketika anak terbentur pilihan antara harus ke pesta ulang tahun teman dan pertandingan sepakbola, biarkan ia mencari solusinya sendiri. Membantunya memecahkan masalah sama saja tidak memberi anak kesempatan untuk berpikir kritis.

Jika anak berencana tetap ke pesta ulang tahun walau terlambat setelah bertanding, Moms boleh memberi tahu kisaran waktu dan jarak yang harus ditempuh dari tempat bertanding ke rumah temannya. Selanjutnya? Biarkan ia menghitung sendiri waktu dan konsekuensi dari setiap keputusan yang ia ambil.

2. Prediksi Cerita

Beri anak buku atau film seri yang akhir kisahnya sulit ditebak. Jalan ceritanya yang ambigu bisa menjadi alat yang tepat untuk anak menghubungkan info demi info dari awal cerita. Biarkan ia memprediksi sendiri akhir dari cerita di buku atau film tersebut, kenapa tokohnya melakukan ini dan itu, dan biarkan juga ia mengembangkan kisahnya agar lebih seru lagi.

Melatih anak berpikir kritis, artinya Moms juga harus bisa mengembangkan imajinasi anak. Imajinasi yang baik akan membantunya untuk bisa berpikir kritis lho, Moms.

3. Biarkan Beropini

Cara terbaik untuk melatih anak berpikir kritis adalah dengan tidak membungkam opininya. Terkadang anak butuh teman bicara untuk bisa mengembangkan kemampuannya beropini. Ada juga anak yang pandai beropini, tetapi malu untuk mengutarakannya di depan kelas atau di depan orang banyak. Ini artinya, Moms harus terbiasa menanyakan opini anak dan membiarkannya bebas mengekspresikan opini. Perlahan tapi pasti, anak yang bebas beropini akan berani berbicara di depan publik dengan kritis!

4. Mendiskusikan Berita

Berita terkini adalah hal yang paling menarik untuk dijadikan bahan diskusi dengan anak. Contohnya banjir di beberapa titik di Jakarta yang sering terjadi setiap bulan Februari. Ajak anak berdiskusi mengenai banjir ini dan dengarkan segala opininya. Anda boleh mengajaknya berdebat dengan sehat untuk mengasah caranya berpikir kritis sambil mengajarkan seni berdiskusi yang baik dan sopan. Jangan lupa ajarkan anak untuk mencari sumber tepercaya setiap kali ingin menyampaikan fakta ya, Moms.

5. Belajar dari Kesalahan

Melihat kesuksesan dan kegagalan masa lalu adalah cara yang baik untuk membangun kemampuan berpikir kritis pada anak. Ketika anak berhasil menang lomba lari, kalah lomba menggambar, dan pengalaman lainnya, semangati dia untuk menganalisis apa yang membuatnya sukses dan apa yang membuatnya gagal. Anak harus tahu apa kelemahan serta kelebihannya dan harus tahu bagaimana memperbaikinya.

Bisa mengenali diri dan tidak malu belajar dari kegagalan adalah sikap yang penting dalam melatih anak berpikir kritis. Ini adalah proses alami yang pernah dirasakan semua orang, tetapi hanya anak cerdas yang mampu berpikir kritis yang bisa mengubah pengalamannya menjadi "bahan bakar" untuk melesat maju. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)