FAMILY & LIFESTYLE

Benarkah Sifat dan Karakter Ayah Bisa Turun ke Anaknya?



Tak sedikit dari orang tua yang mencoba menebak-nebak berbagai hal yang bisa saja mereka turunkan ke anaknya. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga sifat dan karakter yang akan Si Kecil miliki seiring ia tumbuh besar nanti.

Umumnya, Moms akan mewarisi beberapa hal kepada anaknya, seperti kecerdasan, warna rambut, gaya tidur, temperamen, penggunaan tangan yang lebih dominan, hingga gula darah. Lalu bagaimana dengan beragam hal, termasuk sifat dan karakter dari Dads yang diturunkan pada anaknya? Intip penjelasan berikut ini, yuk!

Baca juga: 8 Sifat Bayi yang Diwarisi dari Sang Ibu

Sifat dipengaruhi genetik

Seorang anak akan menunjukkan sifatnya ketika ia mulai bisa bersosialisasi serta menunjukkan perasaan emosi, ketekunan, serta tingkat konsentrasinya. Hal ini akan menjadi kepribadiannya yang tumbuh secara konsisten dan terbawa kelak sampai ia dewasa nanti.

Karakter ini bisa terbentuk karena faktor lingkungan maupun faktor genetik yang ternyata cukup berpengaruh. Hal tersebut diperkuat dengan sebuah studi dari Genetic Home Reference yang membandingkan anak kembar identik dan kembar tidak identik.

Pada anak kembar identik, tampak bahwa mereka mempunyai sifat dan emosi yang cukup mirip bila dibandingkan dengan saudara kandung mereka yang lain. Meski begitu, watak seseorang tidak memiliki pola genetik yang cukup jelas, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hal ini.

Bagaimana karakter yang diturunkan ayah ke anak?

Ternyata, perilaku dan karakter yang dimiliki seorang ayah bisa memengaruhi sifat sang anak, lho. Namun, hal tersebut lebih didominasi karena anak melihat apa yang ayahnya lakukan selama ia tumbuh dan berkembang. Ini merupakan hasil dari penelitian yang dimuat dalam jurnal The Psychiatric Quarterly pada tahun 2018 tentang hubungan antara sifat anak umur 3-6 tahun dengan kepribadian ayahnya.

Baca juga: 7 Bentuk Fisik Bayi yang Diwarisi dari Gen Sang Ayah

Apabila seorang ayah memiliki kecendurungan pemarah dan gampang menunjukkan emosinya, maka anak akan jadi takut dan jarang tertawa. Ia juga mungkin akan melakukan hal yang serupa dengan sang ayah kepada orang lain di sekitarnya.

Berbeda dengan anak yang orang tuanya suka bergaul dan humoris, ia akan lebih mudah bersosialisasi dan bisa menjadi pribadi yang menyenangkan. Meski begitu, hal ini tidak bisa dijadikan patokan yang mutlak, karena sifat dan karakter seseorang bisa berubah ketika ia masuk ke lingkungan yang berbeda.

Sifat bisa sama, tetapi tetap beda

Meski terlihat jika Si Kecil memiliki sifat dan karakter yang sama dengan orang tuanya, bukan berarti ia bisa diperlakukan sama dengan bagaimana Anda ingin diperlakukan. Sebab, orang dewasa dengan anak-anak tetaplah berbeda, meski sifat keduanya tampak serupa.

Beberapa anak memang memiliki kepribadian yang mudah diprediksi dan didekati. Namun, beberapa anak lainnya bisa saja sulit untuk mengekspresikan emosi mereka, hingga merasa tidak cocok dengan anggota keluarga lain. Hal ini tentu membuat anak merasa tidak nyaman pada lingkungan terdekatnya.

Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk bisa mengajarkan anak agar mau terbuka dan mengenal orang baru, mudah beradaptasi, serta bisa mengendalikan emosi, sehingga ia dapat mengeluarkan amarahnya dengan cara yang tepat.

Selain itu, pola asuh juga menjadi faktor luar yang perlu disesuaikan dengan bertambahnya usia anak. Sebab, hal ini juga dapat memengaruhi pembentukan sifat dan karakter anak seiring ia beranjak dewasa. (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Freepik)