FAMILY & LIFESTYLE

Wajib Tahu! Ini 6 Fungsi Rahim pada Wanita



Bukan sekadar sebagai tempat janin berkembang, rahim pada wanita ternyata punya banyak fungsi, lho. Sistem reproduksi ini perannya penting bagi kesehatan wanita, maka kondisinya harus dijaga agar sehat terus nih, Moms.

Banyak wanita mungkin mengira fungsi rahim hanya kantong di dalam perut yang menjadi rumah bagi janin hingga tiba waktunya dilahirkan. Padahal, rahim (dalam istilah medis disebut uterus) juga punya fungsi lain, termasuk mendukung respons seksual. Wah, jadi penasaran kan, apa saja sih, fungsi rahim pada wanita? Yuk, simak penjelasan berikut ini!

1. Tempat pembuahan sel telur

Moms pasti tahu kalau kehamilan diawali dengan proses pembuahan sel telur oleh sperma. Proses ini terjadi ketika sperma berhasil "berenang" ke ovarium (rumah dari sel telur, letaknya di ujung saluran tuba valopi), dan membuahi sel telur (ovum) yang sedang merekah di masa ovulasi.

Sel telur yang berhasil dibuahi dan menjadi embrio kemudian akan menempel di dinding rahim. Lalu embrio ini akan berkembang menjadi janin di dalam rahim.

Baca juga: Ciri-ciri Rahim Bermasalah dan Penyebabnya yang Perlu Anda Tahu

2. Tempat janin berkembang

Mungkin inilah salah satu fungsi rahim yang paling diketahui wanita. Ya, rahim atau uterus memang tempat janin bertumbuh dan berkembang. Di sinilah terjadinya proses kehamilan, dari awal (pembuahan sel telur oleh sperma) hingga akhir (melahirkan ketika usia bayi sekitar 40 minggu).

Janin akan dipenuhi oleh cairan ketuban yang menjaganya tetap nyaman dan aman di dalam perut Anda. Di fase tumbuh kembang janin, pemenuhan nutrisinya dibantu oleh tali pusat (umbilical cord) yang mengirim nutrisi dan oksigen dari ibu ke aliran darah janin. Janin di dalam rahim juga bisa mendengar dan merasakan sentuhan orang tuanya, lho. Maka, jangan lupa berikan stimulasi sejak dalam kandungan ya, agar janin makin cerdas dan bonding makin kuat.

3. Mendukung proses menstruasi

Sel telur dalam rahim yang berhasil dibuahi akan menjadi embrio, sedangkan yang tidak berhasil dibuahi akan luruh bersama dinding rahim yang menebal, tapi tidak ada embrio yang menempel. Luruhnya embrio dan dinding rahim tersebut menyebabkan pendarahan. Proses pendarahan itulah yang disebut menstruasi, umumnya terjadi setiap siklus 28 hari.

Normalkah jika siklus menstruasi tidak 28 hari? Jangan panik dulu, siklus menstruasi normal dapat berkisar dari 21-35 hari. Jika kurang atau lebih dari siklus normal tersebut, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter ya, Moms.

4. Menyangga fungsi organ lainnya

Rahim juga berfungsi menyangga fungsi organ lain di sekitarnya, seperti kandung kemih, usus, hingga tulang pelvis (cincin tulang yang terletak di ujung bawah tubuh, tepatnya di antara tulang belakang dan kaki).

5. Membantu proses melahirkan normal

Seperti yang Moms ketahui, rahim bisa mengalami kontraksi ketika waktu melahirkan sudah dekat. Kontraksi inilah yang akan membantu melebarkan leher dan mulut rahim, agar proses persalinan normal terjadi dengan mudah.Jika terjadi kendala pada proses melahirkan normal, jangan berkecil hati karena dokter bisa membantu dengan proses persalinan caesar.

6. Mendukung respons seksual

Tahukah Moms kalau terdapat pembuluh darah dan saraf di area rahim yang membantu memberikan respons seksual? Pembuluh darah dan saraf ini mengarahkan aliran darah ke panggul dan alat kelamin luar (seperti vagina, labia, dan klitoris). Inilah yang bisa menimbulkan respons saat berhubungan seks. Tak hanya itu, rahim juga berperan dalam orgasme lho, Moms! (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)