Moms, tahu kan, kalau paparan asap rokok pada bayi dan balita sangat berbahaya dan berisiko menimbulkan masalah kesehatan pada anak? Nah, salah satu gangguan kesehatan yang bisa dialami Si Kecil akibat paparan asap rokok adalah pneumonia. Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi penyebab kematian tertinggi pada anak usia di bawah 5 tahun.
Pneumonia sendiri merupakan infeksi yang menyerang jaringan paru-paru hingga mengalami peradangan atau pembengkakan dan bisa menyebabkan gangguan serius. Pneumonia bisa menyerang siapa saja, tapi bayi dan balita lebih rentan terkena penyakit ini.
Anak bisa terkena pneumonia akibat asap rokok yang menempel di baju
Dilansir dari Kompas.com, sebuah unggahan yang menyebutkan bahwa asap rokok yang menempel di baju bisa menyebabkan pneumonia pada bayi dan balita ramai dibahas di media sosial. Sejumlah warganet mengatakan bahwa bayi atau balita disebut bisa terkena pneumonia akibat asap rokok yang menempel di baju.
Benarkah asap rokok yang menempel di baju bisa menyebabkan bayi hingga balita terkena pneumonia? Dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta, dr. Erlang Samoedro, Sp.P(K) mengatakan bahwa asap rokok bisa melekat di baju dan menyebabkan pneumonia pada anak.
“Asap rokok yang melekat di pakaian bisa berbahaya karena zat-zat racun dari rokok akan menempel pada baju dan kemudian akan dihirup,” ujar dr. Erlang seperti dikutip dari Kompas.com.
Menurut dokter yang juga Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, balita yang menghirup asap rokok yang melekat pada baju disebut sebagai thirdhand smoker. Dokter Erlang menambahkan bahwa bahaya menghirup asap rokok yang menempel di baju sama seperti paparan asap rokok langsung. Dampaknya, bayi atau balita mudah terkena infeksi saluran napas atau pneumonia hingga kanker.
Gejala pneumonia pada anak
Yang sangat disayangkan, masih banyak orang tua yang tidak mengenali tanda-tanda pneumonia pada anak, sehingga membuat penyakit ini kerap terlambat ditangani. Padahal, jika tidak segera ditangani, pneumonia bisa berakibat fatal. Berikut ini beberapa gejala anak mengalami pneumonia, Moms.
1. Sesak napas. Salah satu gejala khas pneumonia adalah adanya sesak napas dan tarikan dinding dada ke dalam yang dialami Si Kecil akibat kurangnya suplai oksigen. Terkadang kondisi ini membuat napasnya berbunyi dan terasa berat. Si Kecil juga akan tampak lemas.
2. Napas cepat. Anak yang terkena pneumonia juga akan bernapas dengan cepat.
3. Batuk berdahak. Anak yang terkena pneumonia juga akan batuk yang bisa bertahan selama beberapa hari. Tak jarang batuk juga disertai dengan dahak atau lendir. Namun, anak mungkin akan mengalami kesulitan untuk mengeluarkan dahak atau lendir hingga menumpuk.
4. Demam tinggi. Demam tinggi juga bisa menjadi tanda adanya infeksi pada anak, begitu pula halnya dengan pneumonia yang dialami Si Kecil. Anak juga bisa mengalami muntah dan diare.
5. Bibir dan kuku membiru. Kekurangan suplai oksigen akibat infeksi yang menyerang paru-paru akan berakibat pada semua jaringan dan organ tubuh anak. Hal ini biasanya ditandai dengan perubahan warna pada bibir dan kuku Si Kecil yang membiru.
Cara menangani pneumonia pada anak
Jika Si Kecil memperlihatkan gejala-gejala di atas, Anda perlu segera membawanya ke dokter, Moms. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan mungkin menyarankan tes darah atau rontgen untuk memastikan diagnosis pneumonia.
Jika benar Si Kecil mengalami pneumonia, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai dengan penyebabnya. Pada kasus pneumonia parah yang dialami anak yang membuatnya sangat lemas, tidak mau makan atau minum, dan mengalami dehidrasi, maka ia mungkin akan dirawat di rumah sakit hingga kondisinya membaik.
Untuk mengatasi pneumonia pada anak, Moms sebaiknya memberikan ASI eksklusif serta nutrisi yang cukup dengan gizi seimbang dan menjauhkan Si Kecil dari asap rokok maupun polutan lainnya.
Penting juga untuk mencegah pneumonia dengan cara memberikan vaksin pada anak Anda, Moms. Vaksin pneumonia merupakan salah satu vaksin yang penting untuk diberikan kepada anak guna melindunginya dari ancaman pneumonia dan penyakit infeksi lain yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae atau bakteri pneumokokus. (M&B/SW/Foto: Freepik)