TODDLER

Bukan Cuma untuk Bersenang-senang, Mainan juga Bermanfaat untuk Kecerdasan Anak



Semua orang tua pasti menginginkan buah hatinya tumbuh menjadi anak yang cerdas. Namun kecerdasan seperti apa yang diinginkan?

Banyak orang menganggap kecerdasan merupakan kemampuan seseorang menguasai hal-hal yang bersifat akademis. Padahal anak cerdas tidak selalu merujuk kepada anak yang selalu meraih ranking di sekolah.

Menurut Firman Ramdhani, M.Psi, psikolog klinis dari Brawijaya Hospital, kecerdasan merupakan kemampuan seseorang untuk beradaptasi. “Kecerdasan anak merupakan kemampuan anak untuk beradaptasi guna menghadapi tantangan-tantangan hidup dia nanti di masa depannya, termasuk beradaptasi dalam level kognitif atau berpikir, emosional, serta dalam level akademis,” jelas Firman dalam acara talk show dan press conference “Dukungan Mainan Edukasi” bersama Toys Kingdom beberapa waktu lalu.

“Namun yang sering orang salah kaprah adalah kecerdasan hanya fokus di IQ yang tertulis dan biasanya menjadi syarat untuk masuk sekolah, masuk universitas, atau bahkan masuk kerja. Padahal kecerdasan atau intelegensi itu luas, bukan sekadar skor IQ,” lanjutnya.

Menurut teori Multiple Intelligence dari psikolog asal Amerika Serikat, Howard Gardner, kecerdasan terbagi menjadi delapan, yaitu: linguistik, logika/matematika, spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik.

Jadi, setiap individu mungkin memiliki kecerdasan di bidang yang berbeda. Hanya saja, tetap ada indikator batasan kecerdasan untuk masing-masing usia anak, seperti kemampuan berguling, merangkak, berjalan, atau berbicara.

“Teori ini seharusnya bisa membuat kita sebagai orang tua lebih luwes dalam memandang anak. Jadi, misalnya anak kesulitan di satu bidang, maka orang tua jangan langsung menganggapnya gagal,” kata Firman.

Menurut psikolog yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas Al-Azhar ini, banyak faktor yang bisa menentukan kecerdasan anak. Kecerdasan anak bahkan bisa ditentukan sejak ia masih berada di dalam kandungan. Kondisi mental ibu dan asupan nutrisi selama masa kehamilan juga bisa menjadi faktor yang menentukan level kecerdasan Si Kecil.

Selain itu, proses kelahiran serta pemberian ASI setelah lahir juga akan memengaruhi kecerdasan Si Kecil. Last but not least, faktor bermain dan kedekatan dengan orang tua atau secure attachment tentunya akan ikut memberikan efek terhadap kecerdasan anak. Nah, secure attachment anak dengan orang tua bisa didapatkan dengan cara bermain.

Bermain untuk kecerdasan

Mengajak anak bermain punya banyak manfaat. Secara fisik, bermain bisa membantu perkembangan otak, plus sensorik dan motorik (kasar dan halus). Selain itu, bermain juga membantu perkembangan sosial-emosional, seperti kemampuan meregulasi emosi, melatih kooperasi dan negosiasi. Dari segi kognitif, bermain bersama anak bisa membantu melatih logika dan matematika, bahasa, serta kreativitas dan curiosity.

Namun jangan asal memilih permainan untuk Si Kecil ya, Moms! Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua saat memberikan mainan untuk anak, yaitu:

1. Mainan dan aktivitas bermain aman dari risiko kecelakaan atau berbahaya terhadap kesehatan.

2. Mainan atau permainan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Selain itu, mainan atau permainan juga diharapkan bisa mengasah kemampuan berbahasa, kreativitas, dan hal lain yang berguna bagi tumbuh kembang anak.

3. Permainan memungkinkan adanya interaksi sosial, misalnya dengan orang tua dan teman, secara langsung. Moms juga disarankan untuk memberikan permainan non-gadget kepada Si Kecil.

Toys Kingdom bagikan mainan edukatif

Mengingat mainan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kecerdasan anak, Toys Kingdom pun menghadiahkan lebih dari 1.000 mainan edukatif untuk 16 PAUD di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, beberapa waktu lalu.

Program pemberian mainan ini sesungguhnya sudah berlangsung sejak 2016. Para pelanggan yang ingin berpartisipasi bisa membeli mainan dengan harga khusus yang nantinya akan disalurkan Toys Kingdom ke anak-anak di berbagai daerah di Indonesia.

Hingga saat ini, Toys Kingdom telah menyalurkan lebih dari 5.700 mainan, termasuk lebih dari 1.000 mainan ke anak-anak di sejumlah PAUD di Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende, serta Rumah Budaya Sumba, pada 2021 dan 2022.

“Harapannya dengan adanya alat permainan edukatif ini, selain memudahkan anak dalam proses belajar, juga dapat membangun kreativitas dan imajinasi anak, serta menghadirkan senyuman di wajah anak-anak usia dini di Malaka,” kata Elen Widodo, General Manajer Marketing Communcations Toys Kingdom. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik, Toys Kingdom)