BUMP TO BIRTH

Pentingnya BRAIN dalam Menentukan Persalinan

persalinan


Dalam persalinan, terkadang ada kondisi yang membutuhkan pengambilan keputusan secara cepat. Apabila dihadapkan pada situasi seperti itu, ada 5 langkah yang dapat membantu Anda dan suami untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam menentukan keputusan. Strategi tersebut adalah BRAIN, yang merupakan singkatan Benefits, Risks, Alternatives, Instinct, dan Nothing.

Benefits (Manfaat): Apa saja manfaat yang akan diperoleh jika Anda menjalani prosedur medis yang disarankan dokter?Misalnya, kehamilan Anda sudah melewati 42 minggu dan dokter menawarkan induksi untuk mempercepat persalinan. Anda dan suami dapat menanyakan apa saja manfaat yang akan diperoleh dengan induksi dibandingkan tidak melakukannya.

Risks (Risiko): Adakah risiko yang dapat terjadi pada Anda jika menjalani prosedur medis yang disarankan dokter?Dalam ilustrasi di atas, tanyakan adakah risiko atau efek samping yang bisa terjadi bila Anda diinduksi? Misalnya, induksi dapat meningkatkan rasa sakit saat kontraksi.

Alternatives (Alternatif): Adakah cara lain yang dapat dilakukan selain prosedur medis yang disarankan dokter?Tanyakan selain induksi, adakah metode lain yang dapat dijalankan untuk mempercepat persalinan.

Instinct (Insting): Dengarkan insting Anda.Setelah memperoleh informasi selengkap-lengkapnya mengenai tindakan medis yang disarankan, dengarkan insting Anda. Anda tentu dapat menilai kekuatan diri sendiri, seperti menahan rasa sakit akibat induksi. Jika Anda yakin bisa menahan rasa sakitnya, Anda dapat memilih diinduksi. Jika tidak, pilihan menjalani operasi caesar mungkin akan lebih tepat.

Nothing (Tidak melakukan apa-apa): Apa yang akan terjadi jika tidak dilakukan apapun?Ada kalanya, memilih untuk menunggu dan tidak melakukan apa-apa dapat dilakukan. Misalnya dalam ilustrasi di atas, Anda dapat menunggu beberapa hari lagi sebelum bayi lahir secara alami meski telah melewati kehamilan 42 minggu. Tanyakan kepada dokter, apa yang akan terjadi jika Anda dan suami memilih tidak melakukan apa-apa. Namun, pilihan terakhir ini jarang sekali dilakukan dalam kondisi darurat.(Theresia Widiningtyas/DC/Dok. M&B)