Sudah banyak hasil penelitan yang mengungkapkan, malnutrisi (kurang gizi) di 1.000 hari pertama Si Kecil, yang terhitung sejak dalam kandungan dapat memengaruhi perkembangan mental dan fisik mereka saat dewasa. Anak yang mengalami malnutrisi lebih rentan terserang penyakit dan sulit berkonsentrasi dalam menyerap pelajaran.
Data dari World Food Programme (WFP) menunjukkan, ibu yang mengalami malnutrisi sejak masa remaja, memiliki risiko sebanyak 40 persen untuk melahirkan anak-anak yang tidak dapat bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Selain itu, ibu yang malnutrisi risiko kematiannya juga lebih tinggi dibanding yang cukup gizi dan tentunya akan memengaruhi kondisi anak-anaknya, baik dari segi psikis maupun fisik. Masa depan mereka pun dikhawatirkan tidak cemerlang dan berprestasi. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah inter-generational undernutrition atau malnutrisi antar-generasi, yang masalahnya tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat.
Untuk mencegah malnutrisi antar-generasi, selain program kecukupan nutrisi di 1.000 hari pertama Si Kecil, para orangtua juga sebaiknya selalu menyiapkan bekal sekolah yang bernutrisi bagi mereka. Peranan pemerintah, swasta, masyarakat, dan lembaga terkait sekitar pun harus dikordinasikan dengan seksama agar malnutrisi tidak lagi menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. (Gita/DC/dok.M&B)