TODDLER

3 Tips Membesarkan Anak Bahagia



Moms, anak yang cerdas, sehat, dan bahagia tentu menjadi impian para orangtua. Namun tidak dapat dipungkiri, kita tidak bisa selalu menjaga Si Kecil dari hal-hal yang membuatnya kurang bahagia. Misalnya saja, ancaman bullying di sekolah yang selalu mengintai, hal ini tentu bisa meninggalkan kenangan buruk bagi Si Kecil.

Menurut Rick Hanson, neuroscientist sekaligus penulis buku The Practical Neuroscience of Happines, Love, & Wisdom, para orang tua bisa melakukan langkah-langkah positif untuk memilih momen mana yang akan dikenang anak kita.

Momen-momen buruk mungkin saja terjadi pada hidup anak Anda, namun menurut Hanson, kuncinya bukan mengajarkan anak untuk menghindari momen buruk itu, namun mengajaknya belajar sebaik mungkin dari momen tersebut. Dengan begitu kita bisa memberikan pengalaman positif yang mengimbangi tantangan itu.

Menurut Hanson, pikiran kita bersikap “seperti Teflon untuk kenangan positif” namun “seperti Velcro untuk kenangan negatif.” Hal itu tentu tidak baik bagi masa depan anak. Semakin banyak kenangan buruk, maka anak bisa melihat dunia ini sebagai tempat yang penuh tekanan, bahwa penuh ancaman.


Untungnya, Hanson memberikan kita metode untuk membesarkan anak yang memiliki kenangan baik lebih banyak dari kenangan buruk. Bagaimana caranya?

1. Ajarkan Anak tentang Kebaikan Di Sekitarnya.

Saat sedang berdua anak, ajarkan dia untuk bersyukur dengan segala momen positif yang ada di sekitarnya. Mulai dari kesempatan mencium bunga mawar yang baru mekar di taman, kehadiran tetangga baik hati yang selalu membantu, hingga sekolah yang menyenangkan. Menurut Hanson, kuncinya adalah mengubah fakta positif menjadi pengalaman positif.

2. Daftar Kebaikan

Tidak ada salahnya untuk mengajak Si Kecil membuat daftar kebaikan. Tujuannya bukan hanya mengingat momen positif, tetapi juga mengingat emosi positif yang turut hadir di momen itu. Minta anak Anda menuliskan momen positif yang membuat mereka bahagia, seperti betapa beruntungnya mereka punya banyak sahabat yang baik dan tidak nakal.

3. Menghapus Kenangan Buruk

Menurut Christine L. Carter, PhD., sociologist and happines expert di UC Berkeley's Greater Good Science Center, sekaligus penulis Raising Happiness: 10 Simple Steps for More Joyful Kids and Happier Parents, mengingat momen bahagia dapat menghapus kenangan buruk. Bagi anak yang mungkin pernah merasakan bullying di sekolah, mengingat momen-momen bahagia di sekolah dapat menghapus rasa pahit dari bullying itu sendiri.

Ditambah lagi, jika momen bahagia itu terus diceritakan anak ke orang tuanya, maka ada tambahan rasa sayang, perhatian, dan dukungan yang tercipta antara orang tua dan anak. Menurut Christine, kita bisa menggantikan masa-masa sulit dengan humor, kenyamanan, dan dukungan. Dengan begitu, Si Kecil akan tumbuh menjadi sosok yang bahagia dan penuh kenangan positif. (Tiffany Warrantyasri/Dok. Freepik)