FAMILY & LIFESTYLE

Manfaat dan Bahaya Konsumsi Gandum



Gandum atau oats dikenal sebagai makanan yang mampu menjaga kesehatan tubuh. Salah satu jenis biji-bijian ini juga sering dijadikan bahan baku pasta, roti, dan mi. Kandungan nutrisinya cukup lengkap, seperti karbohidrat, serat, protein, asam folat atau vitamin B9, fosfor, mangan, dan selenium.

Dengan nutrisi yang beragam ini, gandum pun dipercaya memiliki segudang manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. Ada 7 manfaat yang bisa Moms dan keluarga terima jika mengonsumsi gandum.

1. Mencegah kegemukan atau obesitas

Menurut The American Journal of Clinical Nutrition, gandum adalah pilihan terbaik untuk pasien obesitas, terutama wanita. Dengan mengonsumsi gandum selama jangka waktu tertentu, maka akan terjadi penurunan berat badan yang jauh lebih cepat dibanding konsumsi makanan lainnya. Hal ini disebabkan gandum memang memiliki kandungan alami untuk menjaga berat badan ideal.



2. Meningkatkan metabolisme

Gandum diperkaya serat yang mampu bekerja dalam proses pencernaan dalam tubuh serta meningkatkan metabolisme secara keseluruhan. Diet dengan mengonsumsi gandum menjadi cara paling efektif, cepat, dan meyenangkan, Moms. Sebab dapat mengurangi sindrom metabolik dan tetap menjaga keseimbangan berat badan.



3. Mencegah diabetes tipe 2

Di dalam gandum terdapat kandungan magnesium, yaitu mineral yang bertindak sebagai co-faktor untuk lebih dari 300 enzim. Enzim tersebut berguna untuk fungsional insulin tubuh dan sekresi glukosa. Maka, gandum dapat mengontrol gula darah pada penderita diabetes.



4. Mengurangi peradangan kronis

Peradangan adalah unsur utama yang dapat mengakibatkan sebagian besar jenis nyeri dan penyakit rematik. Maka dibutuhkan betaine yang terkandung dalam gandum untuk menurunkan risiko peradangan kronis dalam tubuh.

5. Mencegah batu empedu

Gandum juga ternyata terbukti dapat mencegah terjadinya batu empedu, khususnya pada perempuan. Hasil ini didapat dari survei American Journal of Gastroenterology mengenai roti dan sereal gandum. Banyaknya kandungan serat di dalam gandum membantu mempercepat proses makanan dalam usus.Selain itu, gandum juga menurunkan sekresi asam empedu yang berlebihan sebagai penyebab terbentuknya batu empedu. Mengonsumsi gandum juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin sehingga dapat menurunkan trigliserida atau lemak dalam darah.

6. Mencegah asma pada anak

Sebuah studi menunjukkan bahwa biji-bijian seperti gandum dan ikan dapat menurunkan risiko anak terserang asma. Kemungkinannya sebesar 50 persen, menurut Study on Allergy and Asthma in Childhood. Kandungan magnesium dan vitamin E juga berkontribusi mengurangi masalah asma.

7. Kesehatan Sistem Kardiovaskular

Salah satu yang cukup dikenal dari gandum adalah mampu menghindarkan risiko penyakit kardiovaskular. Dokter biasanya menyarankan untuk mengonsumsi gandum pada pasien dengan masalah kesehatan kadiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau tanda-tanda lain dari sindrom kardiovaskular. Sebuah survei juga menunjukkan hasil bahwa mengonsumsi gandum dapat memperlambat perkembangan aterosklerosis. Ini adalah bangunan plak di arteri dan pembuluh darah, serta mengurangi frekuensi serangan jantung dan stroke.

Namun, konsumsi gandum terlalu banyak juga dapat berbahaya bagi tubuh, di antaranya:

1. Membahayakan penderita penyakit celiac

Gluten merupakan protein utama yang terkandung dalam gandum dan beberapa biji-bijian lainnya. Namun khusus bagi penderita penyakit celiac, protein ini bisa membahayakan karena sistem kekebalan tubuh mereka akan merespons dengan merusak usus kecil.

2. Memicu kenaikan gula darah

Meski dapat menurunkan risiko diabetes, namun makanan yang terbuat dari biji-bijian termasuk gandum dapat memicu kenaikan gula darah dengan cepat. Kenaikan tersebut diikuti dengan penurunan yang tajam. Maka tak heran kita akan merasa lapar setelah makan pasta atau roti gandum.

3. Mencuri nutrisi yang dibutuhkan tubuh

Kandungan asam fitat pada gandum dapat mengikat dan mencegah mineral, seperti kalsium dan zat besi terserap oleh tubuh. Kandungan ini lebih tinggi dalam gandum utuh dibandingkan gandum olahan. Maka Moms perlu menyiasatinya sebelum dikonsumsi. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)