Ketika hamil dan sedang sakit, Moms sangat tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat sembarangan. Sebab, kandungan obat yang dikonsumsi dapat memengaruhi perkembangan janin. Salah satu yang cukup berbahaya adalah parasetamol, yang dapat berisiko pada tumbuh kembang anak nantinya.
Hal ini didapatkan dari hasil penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Epidemiology. Ibu hamil yang mengonsumsi parasetamol akan memiliki risiko anak laki-laki yang dilahirkan mengalami autisme. Selain itu, juga dapat menimbulkan asma pada anak nantinya.
Risiko gejala lain, seperti hiperaktif (ADHD) juga meningkat tak hanya pada laki-laki, tetapi juga anak perempuan. Namun, kemungkinan terkena lebih besar terjadi pada anak laki-laki. Sebab, selama masa perkembangan otak mereka lebih sensitif atau rentan terhadap zat-zat dari luar.
Penelitian ini melibatkan 2.644 ibu dan anak. Pengamatan dimulai sejak kehamilan hingga kelahiran. Data konsumsi parasetamol ibu yang diamati selama kehamilan meliputi kategori tidak mengonsumsi, mengonsumsi secara sporadis, dan mengonsumsi secara intensif.
Kemudian, peneliti mengevaluasi kondisi kesehatan anak-anak mereka setelah berusia 1 tahun dan melakukan pengamatan kembali di usia 5 tahun. Hasilnya, kelompok anak yang ibunya mengonsumsi parasetamol secara intensif menunjukkan risiko lebih tinggi terhadap kejadian hiperaktif atau gerakan impulsif.
Mereka menunjukkan performa yang lebih buruk berdasarkan hasil pengujian yang terkait dengan keinginan, impulsivitas, dan kecepatan memproses informasi. Karenanya, jika ibu hamil mengalami sakit, sebaiknya konsultasikan langsung dengan dokter.
Namun, parasetamol sendiri merupakan obat dalam kategori B, yang artinya dapat dikonsumsi dengan sedikit risiko. Jika sakit tak tertahankan, Anda bisa mengonsumsi satu sampai dua tablet, atau sekitar 500-1000 mg sehari atau lebih rendah sesuai anjuran dokter. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)
