Selain kesehatan, aspek perkembangan bahasa lisan Si Kecil juga menjadi sumber kecemasan orangtua. “Begitu banyak orangtua yang khawatir tentang normal atau tidaknya perkembangan lisan anak mereka,” ungkap Leslie Rescorla, Ph.D., Direktur Child Study Institute di Bryn Mawr College, Pennsylvania.
Secara medis, keterlambatan bicara (delayed speech) pada Si Kecil dapat dipengaruhi oleh banyak hal, seperti gangguan pendengaran, gangguan otak, gangguan bahasa spesifik reseptif atau ekspresif, autisme, ataupun gangguan organ mulut yang menyebabkan anak sulit melafalkan kata-kata.
Untuk mengetahui penyebab pasti keterlambatan bicara yang dialami Si Kecil, diperlukan beberapa pemeriksaan yang teliti oleh ahli. Pemeriksaan tersebut melibatkan kerja sama yang terkait dengan dokter anak, dokter THT, dan psikolog atau psikiater anak.
Penanganan keterlambatan bicara tergantung pada penyebabnya. Penanganan keterlambatan bicara juga melibatkan kerja sama antara dokter anak, dokter spesialis lain yang terkait, terapis wicara, dan tentunya orangtua. Oleh karena itu, gejala keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa sebaiknya dikenali oleh orangtua sedini mungkin, agar dapat ditangani dengan baik. Ini dilakukan guna memaksimalkan kapasitas bicara dan bahasa yang dimiliki Si Kecil mengingat kasus ini juga bisa dipengaruhi karena orangtua yang kurang peduli. (Aulia/DMO/Dok. M&B)
