Usai persalinan, Moms yang terbiasa berolahraga mungkin mulai bertanya-tanya, "Kapan ya saya boleh olahraga lagi?"
Selain karena tak sabar untuk melatih otot-otot tubuhnya yang sempat 'istirahat' selama beberapa waktu, ibu yang baru melahirkan pastinya juga punya keinginan untuk mengembalikan bentuk tubuhnya menjadi langsing! Tapi, kapan Moms boleh olahraga lagi setelah melahirkan?
Tentukan Tujuan Lebih Dulu
Namun, sebelum ingin berolahraga kembali, dr. Michael Triangto Sp.KO., mengingatkan Moms perlunya menentukan tujuan olahraga yang ingin dilakukan.
"Seberapa penting olahraga perlu dilakukan? Anda harus tahu tujuannya terlebih dahulu. Untuk apa buru-buru berolahraga, apalagi ketika luka pasca persalinan belum pulih benar," ujar spesialis kedokteran olahraga dari Slim+Health, Sports Therapy, Mal Taman Anggrek, Jakarta, ini.
Sebelum berolahraga, pastikan jahitan pasca persalinan, baik episiotomi ataupun operasi caesar sudah sembuh. Kalau tidak, luka tersebut akan basah terkena keringat yang pada akhirnya akan memperlambat kesembuhan.
Lakukan Olahraga Setelah 40 hari
Menurut dr. Triangto, patokan waktu yang masih dipegang hingga saat ini adalah 40 hari, terutama bagi Moms yang ingin menurunkan berat badan. Waktu ini dipilih mengingat kondisi tubuh sudah berangsur membaik. Luka dan pinggang yang selama trimester ketiga tertarik, mulai membaik.
Hanya saja, dr. Triangto mewanti-wanti bahwa ikatan sendi pada ibu hamil melonggar karena sebagai upaya agar janin bisa melewati rongga panggul saat persalinan.
Ikatan sendi yang longgar ini akan mempermudah terjadinya cedera. Oleh karenanya, selain memperhitungkan waktu untuk berolahraga pasca melahirkan, jenis olahraga yang dipilih juga harus diperhatikan.
Mulai dengan Jalan Cepat
Sejauh ini, olahraga yang disarankan dan paling mudah dilakukan usai persalinan adalah jalan cepat. Olahraga ini, menurut dr. Triangto, lebih berat dan intens dibandingkan jalan biasa.
"Ini sudah dianggap sebagai olahraga. Tinggal memasukkan waktunya, 30 menit atau lebih, mengecek denyut jantung, dan berapa lama melakukan latihan tersebut," lanjut dr. Triangto. Bila jalan cepat sudah bisa dilakukan dengan baik, tingkatkan dengan jogging atau berlatih menggunakan sepeda statis.
Secara umum, dianjurkan untuk berolahraga setidaknya selama 30 menit, tiga kali seminggu. Namun, Moms hendaknya juga memerhatikan sinyal dari tubuh.
"Kalau ada tubuh yang sakit, entah lutut, organ kemaluan, atau pinggang, pertanda Anda harus berhenti. Begitu juga kalau tidak sanggup melakukan 3 kali seminggu, boleh melakukan 2 kali atau 1 kali seminggu. Yang penting tujuannya adalah untuk memasukkan gaya hidup aktif," saran dr. Triangto.
Sesuaikan juga dengan Kemampuan
Sebagian Moms mungkin lebih senang berolahraga dengan mengikuti kelas-kelas yang ada di pusat kebugaran. Akan tetapi, Anda yang ingin mengikuti kelas kebugaran juga perlu mengetahui kondisinya. Tak lain karena saat mengikuti kelas, Moms juga akan mengikuti instruktur dan bahkan orang-orang yang ada di sekeliling.
Padahal, tidak semua orang yang berada di ruang kelas tersebut memiliki usia maupun kondisi kesehatan yang sama. Apakah harus menyamakan kekuatan dengan orang yang ada di kelas? Tidak perlu, Moms. "Sebaiknya Anda menyesuaikan diri. Istirahatlah jika tidak mampu mengikuti kelas tersebut," ujar dr. Triangto.
Bagaimana dengan latihan beban? "Boleh saja dilakukan, tetapi tetap harus disesuaikan dengan kemampuan Anda. Mulailah dari yang rendah. Kalau biasanya latihan beban 5 set, masing-masing sebanyak 12 repetisi, sekarang cukup dengan 3 set masing-masing 8 repetisi. Secara perlahan, baru naikkan set dan repetisinya," jelas dr. Triangto.
Ajak juga Si Kecil Latihan Bersama
Selain olahraga sendiri, Moms juga bisa ajak Si Kecil menjadi teman latihan. Nah, agar olahraga Anda semakin menyenangkan, yuk ajak Si Kecil untuk menemani Moms melakukan gerakan olahraga berikut. Anda bisa mencontohnya dari video Gerakan Senam Ibu dan Bayi yang ada di Youtube Mother&Baby Indonesia ini.
Selamat berolahraga, Moms! (M&B/SW/Dok. Freepik)