Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Kenali Perkembangan Emosi Anak Balita Usia 1-2 Tahun

Kenali Perkembangan Emosi Anak Balita Usia 1-2 Tahun

Tahukah Moms kalau kesadaran untuk mengontrol emosi dan diri berkembang sesuai dengan tahap perkembangan mental Si Kecil? Psikolog anak dari Raising Kids, Debora Kurniawati, Psi, MACM, menjelaskan bahwa meski kemampuan mengontrol diri muncul secara alami, ada sejumlah hal yang memengaruhi setiap individu memiliki kadar kontrol yang berbeda. Beberapa hal yang memengaruhi tersebut adalah:

1. Temperamen anak. Setiap anak secara genetika memiliki temperamen yang berbeda.

2. Jenis kelamin. Anak laki-laki cenderung lebih sukar mengontrol diri dibandingkan anak perempuan.

3. Perbedaan latar budaya, agama, dan kondisi keluarga.

4. Kondisi fisik anak dan faktor sosial di sekeliling anak.

5. Masalah komunikasi. Misalnya, karena keinginan anak yang tidak dimengerti orang tua dan sebaliknya.

Perkembangan emosi anak 12-18 Bulan

Di usia ini anak mulai memahami bahasa tapi belum bisa menyampaikan pendapatnya dengan baik karena perkembangan bahasanya belum sempurna. Konflik emosi kerap muncul karena ia belum bisa menyuarakan pendapat dan harapannya. Ditambah lagi, anak di usia ini mulai merasa mandiri. Si Kecil mungkin akan sering kehilangan kontrol diri karena apa yang ia pikirkan tidak tercapai.

"Anak di usia ini sudah mengerti konsep ya dan tidak. Komunikasi yang lugas, tegas, dan sederhana akan membantunya mengerti bagaimana ia harus mengontrol diri. Contohnya, jika Anda ingin Si Kecil tenang saat menemani Anda belanja, katakan 'Sayang, tidak rewel, ya!' Perintah sederhana itu lebih efektif dibandingkan jika Anda mengatakan, 'Sayang, nanti di toko tidak boleh nakal!' karena pemakaian kata 'tidak' dan 'boleh' bisa membingungkan Si Kecil," jelas Debora.

Baca juga: 5 Cara Mendidik Balita agar Disiplin Tanpa Perlu Marah

Perkembangan emosi anak 19-24 Bulan

Menurut BabyCenter, di usia ini anak memiliki lompatan besar dalam perkembangan emosinya yaitu, ia mulai belajar menahan godaan. Contohnya, menunggu giliran saat naik perosotan di taman bermain. Anda juga bisa mulai memberi perintah untuk menunggu, misalnya menunggu susu di gelas menjadi dingin sebelum diminum atau menunggu Anda mengunci pintu sebelum mulai berjalan-jalan.

"Tunjukkan rasa senang Anda jika ia bisa menjalankan perintah Anda. Jelaskan kepadanya bahwa dengan mematuhi Anda, maka anak akan selalu aman dan nyaman. Dengan begitu, ia akan selalu berusaha patuh," ujar Judith Hudson, psikolog dari Rutgers University di New Jersey.

Baca juga: Trik Mendisiplinkan Balita yang Susah Patuh dan Mendengarkan

Di usia ini anak juga penuh pertarungan. Sering terjadi konflik antara ia dan teman-teman sebayanya. Nah, untuk menghadapi sikap emosi anak tersebut, Anda perlu menegurnya. "Jika Anda merasa terganggu dengan sikap Si Kecil, gunakan ekspresi yang tepat. Kalau Anda marah, ya gunakan ekspresi marah, bukan dengan senyuman," saran Debora. (M&B/Tiffany/SW/Foto: Freepik)