Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Bolehkah Mengganti Susu Sapi dengan Susu Kedelai buat Anak?

Bolehkah Mengganti Susu Sapi dengan Susu Kedelai buat Anak?

Moms, Anda tentunya sudah tahu mengenai pentingnya mengonsumsi susu untuk kesehatan. Terlebih untuk balita, susu berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak yang optimal. Susu memang sangat bermanfaat, terutama untuk tumbuh kembang Si Kecil. Susu membantu memperkuat tulang dan gigi anak serta membantu perkembangan otaknya.

Namun sayangnya, tidak semua anak bisa mengonsumsi susu sapi. Sebagian anak mungkin tidak cocok dengan susu sapi. Setelah minum susu, mereka mengalami gangguan pencernaan atau disebut intoleransi laktosa, yaitu kurangnya produksi enzim laktase oleh usus untuk mencerna laktosa.

Nah, buat anak yang mengalami intoleransi laktosa ataupun alergi terhadap susu sapi, sebagai alternatif, umumnya mereka akan diberikan susu kedelai untuk mengganti susu sapi. Akan tetapi, apakah susu kedelai memang bisa memberikan manfaat yang sama dengan susu sapi? Yuk, kita cari tahu jawabannya berikut ini, Moms!

Baca juga: Rekomendasi Susu Kedelai bagi Anak yang Alergi Susu Sapi

Kandungan Nutrisi Susu Kedelai dan Susu Sapi

Sebelum Moms memilih susu kedelai sebagai alternatif pengganti susu sapi untuk balita Anda, ada baiknya Anda ketahui dulu perbedaan kandungan nutrisi susu kedelai dengan susu sapi. Susu sapi punya kandungan kalori lebih tinggi daripada susu kedelai. Secangkir susu kedelai mengandung 80-100 kalori, sedangkan susu sapi mencapai 150 kalori.

Begitu juga dengan kandungan nutrisi lainnya, secangkir susu kedelai hanya mengandung 4 gram karbohidrat dan 4 gram lemak, sedangkan dengan porsi yang sama susu sapi mampu memberikan 12 karbohidrat dan 8 gram lemak. Namun, jumlah kandungan protein kedua jenis susu tersebut hampir setara, yaitu 7 gram dalam susu kedelai dan 8 gram dalam susu sapi.

Selain itu, karena berasal dari tumbuhan, susu kedelai punya kandungan lemak jenuh lebih rendah, serat lebih tinggi, dan bebas kolesterol. Susu kedelai juga tidak mengandung laktosa. Sayangnya, jumlah kandungan kalsium dan vitamin D dalam susu kedelai tidak sebanyak susu sapi.

Kelebihan dan Kekurangan Susu Kedelai

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA), mengungkapkan bahwa boleh saja jika Moms ingin mengganti susu sapi dengan susu kedelai untuk anak, apalagi jika Si Kecil ternyata mengalami intoleransi laktosa ataupun alergi terhadap susu sapi. Bahkan, dilansir dari laman Very Well Health, tidak ada perbedaan khusus pada tumbuh kembang anak yang minum susu sapi dengan yang minum susu kedelai.

Susu kedelai juga kaya protein, zat besi, dan berbagai vitamin penting untuk tumbuh kembang anak yang sehat. Kandungan lemaknya yang rendah bisa membantu menjaga berat badan yang ideal buat Si Kecil dan menghindarinya dari kelebihan berat badan atau obesitas.

Manfaat terbesar dari susu kedelai adalah isoflavon, zat kimia yang mirip dengan hormon estrogen. Isoflavon berperan dalam kesehatan dan membantu mencegah kanker, penyakit jantung, osteoporosis, dan banyak penyakit lainnya.

Meskipun begitu, susu kedelai juga punya sejumlah kelemahan. Kelemahan utama susu kedelai adalah kurangnya kandungan kalsium. Jumlah kalsium susu kedelai hanya sekitar seperempat dari kalsium susu sapi. Karena itu, banyak produsen susu kedelai yang menambahkan kandungan kalsium di dalam produk mereka, tetapi studi menunjukkan bahwa kalsium yang ditambahkan tidaklah sesehat kalsium alami.

Selain itu, susu kedelai juga belum tentu cocok bagi anak yang mengalami alergi. Dr. William Sears, penulis buku The Baby Book, tidak terlalu merekomendasikan susu kedelai sebagai asupan susu utama bagi anak, karena menurutnya, 30-50 persen anak yang alergi susu sapi biasanya juga alergi susu kedelai. Protein di dalam susu kedelai dipercaya dapat menyebabkan gejala alergi berupa mual, muntah, ruam kulit, diare, atau sakit perut.

Karena itu, alangkah lebih baik jika Moms konsultasikan hal ini terlebih dulu dengan dokter untuk mendapatkan saran yang tepat sebelum memberikan susu kedelai pada balita Anda. (M&B/SW/Dok. Freepik)