Setelah menikah, memiliki buah hati tentunya merupakan hal yang didambakan oleh hampir semua pasangan. Akan tetapi, jika Moms dan Dads sudah lama menikah namun Anda tak kunjung hamil, ketika memeriksakan diri ke dokter, Anda mungkin akan disarankan untuk melakukan tes histerosalpingografi atau biasa disingkat dengan tes HSG.
Apa itu histerosalpingografi?
Histerosalpingografi, sering disebut juga sebagai uterosalpingografi, merupakan prosedur radiologis atau pemeriksaan dengan menggunakan sinar X guna melihat kondisi rahim dan daerah di sekitarnya. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada wanita yang memiliki masalah kesuburan atau mengalami keguguran berulang.
Ya, ada banyak hal yang bisa menyebabkan seorang wanita bermasalah dengan kesuburan. Salah satu penyebab paling umum adalah adanya sumbatan pada tuba falopi, saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Saluran tuba yang tersumbat akan membuat sperma sulit bertemu dengan sel telur. Nah, dokter akan mendiagnosis masalah ini melalui histerosalpingografi atau tes HSG tersebut.
Dengan tes ini, dokter akan melihat struktur rahim dan tuba falopi Anda menggunakan bantuan sinar X dengan memasukkan cairan kontras ke rongga rahim dan tuba falopi. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kondisi saluran tuba, apakah ada sumbatan dan letaknya yang bisa menyebabkan infertilitas.
Tes HSG juga akan melihat bentuk, ukuran, dan struktur rongga rahim sehingga bisa mendeteksi beberapa kelainan seperti tumor jinak di rahim yang tumbuh ke arah rongga rahim, polip rahim, perlengketan dinding rahim, atau kelainan bawaan rongga rahim. Tes ini juga bisa untuk mengetahui penyebab keguguran berulang yang dialami seorang wanita.
Kapan melakukan tes HSG?
Tes HSG sebaiknya dilakukan setelah Anda mengalami menstruasi, tetapi sebelum ovulasi, yakni antara hari ke-9 hingga hari ke-14 siklus menstruasi Anda. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa Anda tidak sedang dalam keadaan hamil saat pemeriksaan, dan juga untuk mengurangi risiko infeksi.
Pemeriksaan tidak boleh dilakukan saat menstruasi, karena pembuluh darah sedang dalam keadaan terbuka sehingga bisa menyebabkan penyumbatan di pembuluh darah. Histerosalpingografi juga tidak boleh dilakukan jika Anda mengalami infeksi di saluran reproduksi atau radang panggul yang kronis, perdarahan dari vagina yang tidak dapat diketahui penyebabnya, penyakit menular seksual, atau jika Anda baru saja menjalani operasi rahim atau saluran telur.
Bagaimana rasanya?
Tes HSG mungkin menimbulkan rasa sakit pada sebagian wanita. Saat kateter dipasang dan cairan kontras disuntikkan, Anda mungkin akan merasakan kram pada perut seperti saat mengalami menstruasi. Anda juga dapat mengalami sedikit perdarahan dari vagina Anda.
Setelah tes, Anda juga mungkin akan diberikan antibiotik yang bertujuan untuk mencegah infeksi. Setelah menjalani prosedur, dokter akan memberi tahu hasilnya serta menganalisis dan menjelaskan tindakan selanjutnya apabila ditemukan masalah yang mengganggu kesuburan Anda.
Apakah ada efek sampingnya?
Tes HSG sebenarnya cukup aman dan sangat jarang menimbulkan komplikasi. Risiko alergi, misalnya terhadap cairan kontras, mungkin saja terjadi, tapi bisa dihindari karena Anda harus menjalani skin test terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan ini.
Beberapa wanita mengalami pusing, mual, dan perdarahan ringan setelah prosedur dilakukan. Ini adalah efek samping yang normal terjadi dan akan hilang dengan sendirinya, sehingga Anda tidak perlu khawatir. Namun, Anda harus menghubungi dokter jika mengalami gejala-gejala seperti demam, nyeri sangat hebat, perdarahan hebat dari vagina, atau keluar cairan yang berbau dari vagina.
Bagaimana kemungkinan untuk hamil?
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa setelah menjalani tes HSG, kesuburan seorang wanita bisa meningkat, terutama wanita yang mengalami masalah pada saluran tubanya. Hal ini dikarenakan cairan kontras yang dimasukkan ke dalam rahim bisa membuka saluran tuba yang tersumbat. Selain itu, tes HSG juga bisa meluruskan saluran tuba, menstimulasi sel silia di saluran tuba, atau meningkatkan cairan mukosa di leher rahim. Semua hal ini dapat membantu mendukung terjadinya kehamilan. (M&B/SW/Dok. Freepik)