Air ketuban berkurang atau menjadi sedikit merupakan salah satu kondisi yang bisa dialami wanita di masa kehamilan. Lantas apakah ibu hamil dengan air ketuban sedikit bisa melahirkan normal?
Air ketuban mempunyai peranan penting selama masa kehamilan. Air ketuban atau cairan amnion merupakan cairan yang terdapat di dalam kantong ketuban yang mengelilingi janin selama masa kehamilan. Fungsi air ketuban antara lain:
- Melindungi janin dari guncangan dan benturan
- Membantu perkembangan otot dan tulang bayi dengan memberi ruang untuk bergerak
- Menjaga suhu yang stabil sehingga janin tetap hangat
- Berperan dalam perkembangan paru-paru bayi.
Dalam kondisi normal, air ketuban akan bertambah dan berkurang seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada usia kehamilan 34 minggu, jumlah air ketuban bisa mencapai 800 ml (volume paling banyak) dan akan menurun hingga 600 ml ketika usia kandungan 40 minggu atau mendekati waktu persalinan.
Hanya saja, ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan volume air ketuban berkurang, seperti pecahnya selaput ketuban, ada masalah dengan plasenta, kelainan ginjal janin, hingga adanya gangguan kesehatan ibu hamil.
Baca juga: Penyebab Air Ketuban Sedikit dan Cara Mengatasinya
Faktanya, ada sejumlah risiko yang bisa dihadapi berkaitan dengan air ketuban yang sedikit, antara lain:
1. Pertumbuhan terhambat. Air ketuban yang sedikit bisa memengaruhi perkembangan janin di dalam kandungan.
2. Komplikasi persalinan. Risiko persalinan menjadi lebih sulit atau lebih lama bisa meningkat.
3. Kebutuhan intervensi medis. Terkadang diperlukan tindakan medis seperti induksi atau operasi caesar.
Baca juga: Bisa Berdampak pada Janin, Kenali Tanda Air Ketuban Sedikit
Apakah air ketuban sedikit bisa melahirkan normal?
Seperti disebutkan sebelumnya, bumil yang mengalami air ketuban sedikit atau berkurang, kemungkinan memerlukan intervensi medis seperti tindakan operasi caesar. Namun, dalam sejumlah kasus, kondisi air ketuban sedikit juga tak menjadi penghalang buat bumil untuk melahirkan secara normal atau per vaginam.
Meskipun begitu, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dan diawasi oleh dokter dan tenaga medis agar bumil bisa melahirkan normal, yaitu:
1. Pemantauan ketat. Dokter atau bidan akan memantau kondisi bumil dan bayi secara ketat. Hal ini termasuk pemeriksaan USG untuk memastikan kesehatan bayi dan menentukan jumlah air ketuban.
2. Kondisi kesehatan bumil dan bayi. Jika bumil dan bayi dalam kondisi sehat dan tidak ada komplikasi lain, persalinan normal mungkin bisa dilakukan. Namun, keputusan akhir selalu tergantung pada evaluasi medis.
3. Induksi persalinan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan menyarankan induksi persalinan untuk menghindari risiko pada bayi jika air ketuban terlalu sedikit.
4. Risiko dan keamanan. Keamanan bumil dan bayi adalah prioritas utama. Jika dianggap lebih aman, dokter akan menyarankan untuk bumil melahirkan secara caesar.
Itulah penjelasan atas pertanyaan apakah air ketuban sedikit bisa melahirkan normal. Sebelum menentukan proses persalinan, tentunya bumil yang mengalami pengurangan air ketuban perlu melakukan beberapa langkah penting, seperti mengonsumsi makanan bergizi dan minum cukup air. Selain itu, bumil perlu memantau gerakan bayi. Lakukan konsultasi dengan dokter secara rutin untuk memantau kesehatan kehamilan Anda dan perkembangan janin di dalam kandungan.
Jika memang kondisi bumil dan janin sehat, maka proses persalinan bisa dilakukan secara normal meski air ketuban sedikit. Namun, jika dokter menemukan adanya masalah, maka bumil dengan air ketuban sedikit perlu menjalani operasi caesar. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)