Type Keyword(s) to Search
BABY

Ini Perbedaan Growth Spurt dan Obesitas pada Anak

Ini Perbedaan Growth Spurt dan Obesitas pada Anak

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram dan Youtube Mother & Beyond

Moms, pernahkah Anda mendapati anak Anda tiba-tiba makan banyak sekali atau ia terlihat lebih besar dalam waktu singkat? Mungkin Moms langsung khawatir, apakah ini tanda obesitas? Tenang dulu! Bisa jadi, Si Kecil sedang mengalami growth spurt atau lonjakan pertumbuhan. Meskipun keduanya berkaitan dengan peningkatan berat badan dan nafsu makan, ada perbedaan antara growth spurt dan obesitas pada anak.

Apa itu growth spurt?

Growth spurt adalah periode ketika anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang sangat cepat. Umumnya growth spurt terjadi sejak anak lahir hingga berusia 3 tahun.

Pada bayi, growth spurt terjadi beberapa kali dalam setahun pertama, yaitu pada usia 1-3 minggu, 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan. Sementara pada anak perempuan growth spurt juga terjadi saat pubertas, yaitu pada usia 11,5-16 tahun.

Tanda-tanda growth spurt pada bayi di antaranya:

1. Bayi akan merasa lebih cepat lapar dan ingin menyusu lebih sering daripada biasanya. Bahkan, bayi bisa tertarik pada cluster feeding (menyusu terus-menerus dalam waktu berdekatan).

2. Frekuensi menyusu bayi dapat meningkat drastis, bahkan bisa mencapai 12-14 kali sehari.

3. Bayi bisa menjadi lebih rewel dan manja dibandingkan biasanya.

4. Bayi mungkin tidur lebih lama daripada biasanya atau justru lebih sering terbangun di malam hari karena lapar.

5. Bayi mungkin tiba-tiba bisa melakukan hal baru seperti bertepuk tangan.

6. Berat badan ikut bertambah, misalnya pakaian yang biasanya digunakan akan tampak lebih kecil karena bayi bertambah besar.

7. Sementara pada anak yang lebih besar, gejala growth spurt meliputi peningkatan nafsu makan, sering merasa lelah, nyeri pada tulang atau sendi, dan pertumbuhan tinggi yang cepat.

Apa itu obesitas?

Adapun obesitas terjadi karena penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh akibat ketidakseimbangan antara asupan kalori dan aktivitas fisik. Obesitas pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, faktor genetik, atau masalah kesehatan tertentu.

Baca juga: 10 Makanan yang Harus Dihindari saat Memberikan MPASI pada Bayi

Kapan mesti waspada?

Moms perlu waspada jika peningkatan berat badan Si Kecil terjadi secara terus-menerus dan tidak disertai dengan peningkatan tinggi badan yang sepadan. Selain itu, perhatikan apakah ada faktor risiko obesitas, seperti riwayat keluarga dengan obesitas, pola makan tinggi gula dan lemak, serta kurangnya aktivitas fisik.

Bagaimana cara menyikapinya?

Untuk menghindari masalah obesitas pada anak, Anda perlu melakukan hal berikut ini, Moms.

  • Pastikan Si Kecil mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang, terutama protein, kalsium, dan vitamin D.
  • Hindari memberikan makanan dalam porsi besar, terutama makanan tinggi gula dan lemak.
  • Dorong anak untuk aktif bergerak dan berolahraga secara teratur.
  • Pastikan Si Kecil mendapatkan waktu tidur yang cukup karena kurang tidur bisa memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan.

Jika semuanya sudah dilakukan, tapi Anda masih memiliki kekhawatiran tentang berat badan Si Kecil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi ya, Moms.

Itulah perbedaan growth spurt dan obesitas pada anak. Semoga dengan memahami perbedaan antara growth spurt dan obesitas, Moms bisa lebih bijak dalam memantau tumbuh kembang anak. Tetap tenang, tapi selalu waspada, dan berikan yang terbaik untuk buah hati Anda! (M&B/Hana/SW/Foto: Freepic.diller/Freepik)