Berkurangnya air ketuban (oligohidramnion) dapat menjadi tanda ada kelainan pada saluran pengeluaran atau saluran kemih janin. Jika saluran kemih janin di dalam kandungan tidak berfungsi dengan baik, kemungkinan besar air ketuban yang ada jumlahnya akan menjadi sedikit.
Keringnya ketuban berarti janin tidak mengeluarkan air ketuban yang ditelannya sebagai urin. Berbeda dengan kasus kelebihan air ketuban yang berarti janin mengalami gangguan pada saluran cernanya. Demikian dijelaskan dr. Andrie Ronggani, SpOG, dari RS Hermina Podomoro, Sunter, Jakarta.
Berkurangnya air ketuban kebanyakan terjadi saat usia kehamilan di atas 28 minggu. Gejala umumnya antara lain, nyeri di perut saat bayi bergerak, bunyi jantung janin terdengar pada minggu ke-20 kehamilan, dan saat kontraksi, rahim menjadi sangat sakit. Biasanya dokter akan memantau apakah air ketuban Anda semakin berkurang atau bahkan kering.
Jika kondisi janin gawat, ia harus segera dikeluarkan. Jika tidak, kehamilan bisa diteruskan. Air ketuban yang berkurang melebihi batas normal bisa menyebabkan kematian janin di dalam kandungan. Meski mengkhawatirkan, berkurangnya air ketuban tidak menimbulkan dampak tertentu kepada ibu. (SDS/Aulia/DT/dok.M&B)