Menurut dr. Dr. drg. Zaura Rini Anggraeni, MDS, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), sebanyak 5% dari 72% masyarakat datang ke dokter gigi dengan keadaan gigi yang sudah rusak. Padahal, kesehatan gigi dapat memengaruhi kondisi organ tubuh lainnya, seperti sistem pencernaan. Untuk itu, perlu adanya edukasi tentang kesehatan gigi yang berulang, terutama pada anak-anak.
Sebelum tumbuh gigi, kesehatan gusi dan mulut pun perlu dijaga, dimulai dengan membersihkan bekas susu atau ASI yang menempel di lidah Si Kecil. Saat gigi Si Kecil mulai banyak, ia pun dapat mulai berkenalan dengan dokter gigi. Semakin awal seorang anak diperkenalkan dengan dokter gigi, mereka akan lebih terbiasa dan tidak akan merasa asing dengan suasana dan penanganan dari dokter gigi.
Pada kunjungan pertama, biasanya dokter hanya melakukan pemeriksaan awal. Dokter gigi hanya akan membersihkan gigi anak menggunakan sikat khusus dengan kecepatan rendah. Tidak perlu menunggu Si Kecil sakit gigi untuk melakukan kunjungan pertama ke dokter gigi. Ketika datang ke dokter gigi dalam keadaan gigi yang sakit, dikhawatirkan Si Kecil malah mendapat tindakan yang lebih berat, yang akan membuatnya trauma pada dokter gigi. (Aulia/doc.M&B)
