BUMP TO BIRTH

Penyebab Hemorrhagic Postpartum Pasca Melahirkan



Mengeluarkan darah setelah persalinan adalah hal biasa. Namun, jika darah yang keluar lebih dari 500 ml, Anda patut mewaspadai perdarahan pasca-persalinan atau dikenal dengan istilah hemorrhagic postpartum (HPP).

Mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut penjelasan penyebabnya dari dr. Aria Wibawa, Sp.OG (K), dari Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / RSCM.

- Kegagalan rahim berkontraksi setelah melahirkan (atonia uteri)

Inilah penyebab terbesar terjadinya HPP. Kegagalan berkontraksi disebabkan banyak hal, di antaranya kekurangan oksigen, rahim kendur akibat terlalu sering melahirkan, hipertensi selama kehamilan, kelainan uterus, dan persalinan terlalu lama (lebih dari 24 jam).

- Perlukaan jalan lahir

Gejala yang paling mudah dikenali adalah darah keluar dalam jumlah banyak sesaat setelah bayi lahir. Perlukaan bisa berupa robekan serviks (mulut rahim) yang luas dan dapat menjalar ke bagian bawah uterus.

Perlukaan lainnya adalah vagina, biasanya akibat permakaian alat bantu persalinan, terutama apabila kepala bayi harus diputar.

- Plasenta terlambat (retensio plasenta)

Retensio plasenta terjadi apabila plasenta tidak keluar setelah lebih dari 30 menit kelahiran bayi. Biasanya, plasenta sulit terlepas karena melekat dan tumbuh lebih dalam (plasenta acreata) atau plasenta sudah terlepas tetapi tidak bisa keluar karena ada yang menghalangi.

- Gangguan pembekuan darah

Perdarahan terjadi akibat adanya kelainan pembekuan darah, sehingga darah tetap mengalir. Misalnya, akibat kekurangan zat pembeku darah.

- Infeksi endometrium (lapisan dalam rahim)

Setelah terlepasnya plasenta dari dinding rahim, lapisan dalam rahim menjadi lebih peka. Umumnya perdarahan karena infeksi ini terjadi pada persalinan caesar, proses persalinan yang terlalu lama, atau ada bagian plasenta yang tertinggal di dalam rahim.

Kondisi HPP sebenarnya bisa dicegah sejak dini. Anda bisa melakukan tes kadar hemoglobin (Hb) dalam darah di awal masa kehamilan. Selain itu, Anda juga bisa mencari tahu letak plasenta melalui USG.

“Kalau sudah ditemukan gejalanya, harus dilakukan tindakan antisipasi dengan menjaga jangan sampai Hb rendah atau merencanakan persalinan di rumah sakit yang memiliki fasilitas memadai,” jelas dr. Aria. (Mila Novita/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)