Tali pusat menghubungkan janin dengan plasenta sehingga janin bisa makan dan bernapas. Menurut dr. Nurwansyah Sp.OG, kelainan pada tali pusat bisa berbahaya bagi pertumbuhan janin mengingat tugasnya sebagai pembawa nutrisi dan oksigen. Moms juga tidak bisa merasakan apa-apa jika terjadi kelainan pada tali pusat. Paling-paling jika janin gawat, Moms bisa merasakan gerakan janin berkurang. Anda harus waspada jika jumlah gerakan berkurang. Janin bergerak minimal 10 kali dalam 10 jam. Jika gerakannya kurang, lebih baik segera ke rumah sakit.
Berikut ini beberapa kelainan tali pusat yang mungkin terjadi selama kehamilan, Moms.
Fetal Homicide
Tangan janin memiliki refleks memegang ketika disentuh, termasuk jika ada tali pusat yang menyentuh tangannya, ia akan langsung menggenggam tali pusat tersebut. Genggaman janin ini bisa menghambat laju oksigen dan nutrisi untuk janin sendiri. Keadaan seperti ini bisa membuat janin pingsan dan genggaman terlepas. Namun di lain kesempatan, janin bisa kembali menggenggam tali pusatnya. Keadaan berulang ini bisa menyebabkan hipoksia atau kekurangan oksigen pada janin dan memungkinkan janin terkena cerebral palsy ketika lahir nanti.
Kelainan Ukuran
Kelainan ukuran tali pusat biasanya panjangnya tidak mencapai 50 cm. Keadaan ini memungkinkan janin jadi sulit lahir karena tertarik tali pusat yang pendek. Bisa juga diameternya kecil sehingga aliran oksigen dan nutrisi tidak optimal. “Jika volumenya kurang, nutrisi untuk janin juga berkurang dan bisa berbahaya,” ujar dr. Nurwansyah. Jika ukuran tali pusat terlalu panjang, tali pusat mungkin melilit leher janin.
Berikut ini adalah persentase kelahiran secara normal janin yang terlilit tali pusat:
1. Tidak kurang dari 90 persen janin yang terlilit tali pusat 1 kali bisa terlahir secara normal.
2. Tidak kurang dari 50 persen janin yang terlilit tali pusat 2 kali bisa terlahir secara normal.
3. Kurang dari 20 persen janin yang terlilit tali pusat 3 kali bisa terlahir secara normal.
Tumor
Tumor di tali pusat bisa merupakan pertanda kelainan pada janin, tumor ini juga bisa mendesak pembuluh darah janin. Sayangnya tumor di tali pusat tidak bisa diangkat atau dikoreksi. Sebenarnya tumor di tali pusat bisa dilihat dan didiagnosis. Namun setelah diketahui pun tidak ada yang bisa dilakukan dokter untuk mengatasinya. Apalagi jika usia kandungan belum mencapai 34 minggu. “Jika ada kelainan pada janin, kita sudah bisa melakukan penanganan. Namun jika ada kelainan pada tali pusat, tidak ada yang bisa dilakukan oleh dokter,” ujar dr. Nurwansyah.
Kelainan Pembuluh
Tali pusat yang normal terdiri dari 2 arteri dan 1 vena. Namun dalam kondisi single umbilical arteri, maka tali pusat hanya memiliki 1 arteri dan 1 vena. Pembuluh yang kurang pada tali pusat merupakan pertanda adanya kelainan pada janin atau ibunya. “Di usia kehamilan 16 minggu biasanya keadaan ini sudah bisa dilihat. Dari hasil pemeriksaan ini, dokter harus mencari tahu adakah kelainan kromosom pada anak, kelainan pembuluh jantung pada anak, atau malah sang ibu mengalami diabetes,” jelas dr. Nurwansyah.
Terpilin dan Terpuntir
1. Terpilin
Tali pusat yang terpuntir membentuk pola seperti kabel telepon. Jika janin bergerak memanjang, maka vena akan terjepit sehingga aliran oksigen untuk janin akan berkurang. Sebenarnya, tali pusat terpilin bisa dideteksi dengan USG namun sulit diketahui apakah ada pengaruhnya pada janin.
2. Terpuntir/Simpul Mati
Berbeda dengan terpilin, tali pusat terpuntir sulit dideteksi dengan USG dan sangat berbahaya. Keadaan ini menyebabkan aliran darah terjepit dan bisa membuat bayi meninggal. Sama seperti kasus terpilin, tidak ada tindakan yang bisa mengoreksi keadaan tersebut. “Tali pusat bisa terpuntir karena janin selalu bergerak dengan gerakan tidak terkontrol. Jika kondisi ini terjadi saat janin sudah matang, ia harus segera dilahirkan. Namun, bagaimana pun indikasi dari janin yang sehat adalah jika ia bergerak aktif dalam kandungan ibunya. Jadi semua penanganan kelainan dalam tali pusat di luar kendali semua pihak,” jelas dr. Nurwansyah. (M&B/SW/Dok. Freepik)