TODDLER

Kebiasaan Mengigau Si Kecil



Saat menemani Si Kecil tidur, mungkin Anda sempat mendengar ia tertawa kecil atau bergumam, bahkan berteriak dalam tidurnya. Ya, Si Kecil Anda sedang mengalami salah satu gangguan tidur yang biasa disebut mengigau.

Mengigau adalah proses vokalisasi saat tidur akibat emosi yang sangat kuat dalam alam pikiran bawah sadar seseorang. Mengigau juga bisa dikatakan sebagai gangguan tidur, karena dapat menguras energi Si Kecil. Pada anak-anak, mengigau biasanya terjadi saat usia 2 atau 3 tahun. Bentuk igauannya pun bermacam-macam, tergantung imajinasi atau bayangan yang sedang terjadi di dalam alam bawah sadarnya.

Proses tidur sendiri memiliki 4 tahapan. Ketika Si Kecil mengigau, ia belum memasuki tahapan tidur nyenyak, namun masih berada pada tahap satu atau dua. Dalam tahapan ini, simpul-simpul otaknya sedang sibuk menguraikan satu per satu elemen kejadian yang dialaminya seharian. Jika simpul di otak sulit diluruskan, maka akan muncul tidur dalam bentuk igauan. Karena itu, igauan seorang anak dalam tidurnya sesungguhnya merupakan ungkapan perasaan terdalam dan jujur dari dirinya.

Mengigau umumnya terjadi karena masalah emosional. Jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini tentu memiliki dampak buruk bagi Si Kecil. Sebagai orangtua, Anda harus bisa menangkap sinyal, misalnya, apakah igauan Si Kecil disebabkan karena suatu keinginannya yang terpendam atau belum terungkap. Ajarkan ia untuk mengelola emosinya dengan banyak bertanya pada Si Kecil apa yang ia rasakan. Hal tersebut juga dapat meningkatkan kecerdasan emosi yang tentu berguna saat ia tumbuh dewasa nanti.

Tidur sambil berjalan (sleepwalking) merupakan perilaku mengigau yang paling berbahaya. Pada kondisi ini, Si Kecil berjalan menuju tempat yang ia impikan. Gangguan seperti ini harus segera ditangani. Selain dapat menyebabkan kemungkinan cedera, kondisi tidur sambil berjalan ini dapat memengaruhi kondisi jiwa Si Kecil bila tidak ditangani dengan baik. (Aulia/DMO/Dok. M&B)