Arisan! Berdasarkan definisinya, arisan merupakan kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya. Undian dilaksanakan dalam sebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya.
Hingga saat ini, kebiasaan untuk arisan masih menjadi tren di kalangan para Moms. Arisan bisa dilakukan di berbagai lingkup pergaulan, mulai dari arisan keluarga, lingkungan rumah, hingga sesama orang tua murid di sekolah Si Kecil.
Nah, dalam perencanaan keuangan keluarga, arisan termasuk dalam kategori biaya keperluan pribadi rutin. Bagaimana menjadikan biaya arisan menjadi pengeluaran yang bermanfaat maksimal untuk biaya pergaulan dan juga simpanan keluarga?
Menurut Diana Sandjaja, CFP, Associate Financial Planner di Tatadana Consulting, secara sosial, arisan bisa diandaikan seperti menabung atau mencicil sesuatu. Apabila kita mendapat dana (uang arisan) di awal, kita seperti mendapat kredit lunak tanpa bunga. Uang tersebut bisa dimanfaatkan untuk modal, dan kita membayarnya secara mencicil lewat uang arisan setiap bulan. Apabila kita mendapat di akhir, bisa dianggap sebagai pembelajaran dalam mendisiplinkan diri untuk menabung.
Agar tidak membuat pengeluaran rumah tangga berantakan, Diana menyarankan supaya dana arisan diambil dari pengeluaran pribadi. Sehingga ketika sudah mendapat arisan, cicilannya pun tetap dibayar dari anggaran keperluan pribadi.
Jenis-Jenis Arisan
Saat ini ada beberapa jenis arisan yang digemari para Moms, yaitu:
1. Arisan biasa. Arisan klasik yang dilakukan dengan menyetorkan uang dengan jumlah tertentu selama periode yang telah disepakati.
2. Arisan online. Arisan yang pesertanya tidak perlu bertemu secara langsung. Mereka hanya perlu mentransfer uang pada periode yang sudah ditentukan kepada bandar. Melalui aplikasi khusus, bandar menentukan siapa yang mendapat arisan. Terkadang, urutan yang mendapat arisan sudah ditentukan dari awal dengan persyaratan tertentu. Biasanya, arisan online dilakukan oleh para Moms yang hanya mengenal melalui jejaring sosial, seperti Facebook. Karena tidak saling mengenal secara langsung, arisan jenis ini memang berisiko tinggi adanya penipuan. Meski begitu, jenis arisan tetap memiliki banyak penggemar.
3. Arisan barang. Yang mendapatkan arisan tidak menerima uang. Sebagai gantinya, ia akan menerima barang dengan nilai yang sama dengan uang yang telah disetorkan para anggotanya. Biasanya arisan berupa barang untuk pembelian sembako. Akan tetapi seiring dengan berkembangnya zaman, arisan berupa barang juga ditujukan untuk membeli set buku edukasi Si Kecil yang harganya cukup mahal. Jadi Moms, seperti mencicil untuk membeli barang tersebut.
4. Arisan emas. Sesuai dengan namanya, yang mendapat arisan akan menerima emas dengan nilai yang sudah ditentukan pada awal arisan. Arisan ini cukup berguna bagi Moms yang memang ingin berinvestasi dalam bentuk logam mulia.
Yang Perlu Dicermati saat Mengikuti Arisan
Saat mengikuti arisan, Moms perlu memperhatikan hal-hal berikut ini.
⢠Saat arisan biasanya ada yang membawa barang dagangan. Moms perlu ingat apa prioritas keuangan Anda sehingga tidak gelap mata dan berbelanja banyak hal yang sesungguhnya tidak diperlukan.
⢠Pilih anggota yang teliti sekaligus tegas untuk menjadi bendahara.
⢠Usahakan periode arisan tidak lebih dari satu tahun agar tidak bosan.
⢠Pastikan hanya mengajak orang-orang yang memiliki komitmen tinggi untuk mengikuti arisan guna menghindari dana Anda lenyap.
⢠Sesuaikan dana arisan dengan anggaran pribadi Anda. Jangan mengikuti arisan terlalu banyak atau dengan nilai yang terlalu besar sehingga Anda akan kerepotan ketika waktunya melakukan pembayaran. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)