Semua orang tua tentu menginginkan anaknya bisa tumbuh sehat dan terhindar dari penyakit. Maka, wajar bila berbagai cara pengobatan diambil ketika Si Kecil sakit, mulai dari pengobatan medis maupun yang alami. Namun, dalam beberapa kasus, memberikan pengobatan alami atau herbal tidak bisa dilakukan secara asal, karena hal tersebut bisa mengakibatkan efek samping, lho. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, Moms!
Pentingnya dosis
Sama seperti pengobatan medis, obat herbal perlu diberikan dengan dosis tertentu, karena jika berlebihan justru bisa berisiko menyebabkan efek samping yang berbahaya. Terlebih lagi daya tahan serta fungsi organ tubuh balita masih dalam tahap penyempurnaan, sehingga Si Kecil juga rentan terhadap ancaman penyakit.
Bila Moms membeli obat herbal yang ada di pasaran, maka Anda perlu melihat label produk tersebut. Obat herbal yang berlabel JAMU, OBAT HERBAL TERSTANDAR, atau FITOFARMAKA biasanya sudah terdaftar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga terjamin aman untuk digunakan. Selain itu, obat herbal yang resmi ini umumnya mencantumkan dosis yang bisa diberikan pada anak-anak, sehingga Moms tak perlu repot mengira-ngira dosis untuk Si Kecil.
Namun, jika Moms meramu sendiri, maka Anda perlu berhati-hati. Menurut Direktorat Pengawasan Obat Tradisional Kementerian Kesehatan RI, dijelaskan bahwa anak di bawah usia 12 tahun membutuhkan setengah dosis orang dewasa, sedangkan untuk anak balita sebaiknya seperempat dosis orang dewasa. Selain itu, Moms bisa andalkan intuisi Anda sebagai seorang ibu. Jika dirasa satu siung bawang merah bisa memberikan rasa panas berlebihan pada Si Kecil, maka Anda bisa menakarnya kembali.
Baca juga: Rempah dan Herba yang Bisa Bantu Tingkatkan Suplai ASI
Contoh manfaat dan dosis
Merujuk kepada beberapa sumber, berikut ini manfaat, dosis, serta efek samping dari sejumlah bahan alami yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit tertentu pada anak, antara lain:
1. Jahe: digunakan untuk mengobati mual, merangsang kelancaran peredaran darah, dan mengatasi inflamasi. Dosis mulai dari 2-4 gram atau 1,5-3 ml setiap harinya. Efek samping yang bisa ditimbulkan adalah heartburn, platelet aggregation yang berkurang, dan dermatitis kontak.
2. Chamomile: digunakan sebagai penenang, antikejang, antiinflamasi, dan agen penyembuh luka. Biasanya, dosis yang aman digunakan adalah 2-3 sendok makan bunga chamomile segar atau kering yang direbus dalam air dan diminum sebanyak 3 kali sehari.
3. Peppermint: digunakan untuk mengatasi irritable bowel syndrome (gangguan kesehatan usus besar), kolik, mual, hidung tersumbat, menangani batuk, serta pusing. Dosis yang disarankan adalah 1-2 kapsul 0,2 ml minyak peppermint yang dikonsumsi sebanyak 2-3 kali sehari. Efek samping yang bisa ditimbulkan di antaranya adalah infantile apnea ketika digunakan di bawah hidung, heartburn, dan inflamasi ringan pada anus.
4. Gingko: digunakan untuk perbaikan konsentrasi, linglung, depresi, gelisah, pusing, dan sebagainya. Dosis untuk anak adalah 40 mg yang bisa dikonsumsi hingga 3 kali sehari. Efek samping yang bisa ditimbulkan antara lain iritasi usus, pusing, perdarahan, atau dermatitis kontak.
5. Akar licorice: digunakan untuk mengatasi masalah paru-paru dan mempercepat penyembuhan penyakit perut. Dosis aman untuk anak tidak melebihi 4 atau 5 gram per hari. Efek samping yang bisa disebabkan adalah pusing, rasa lelah berlebih, retensi air dan garam, kekurangan potasium, tekanan darah tinggi, hingga gagal jantung. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)