Tahukah Anda bahwa setiap jam ada 1 ibu dan 16 bayi meninggal di Indonesia? Tak ayal, Indonesia menjadi negara dengan tingkat kematian ibu dan bayi tertinggi di ASEAN. Prevalensi angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup. Coba bandingkan prevalensi tersebut dengan Malaysia (66/100.000 kelahiran hidup) dan Singapura (6/100.000 kelahiran hidup).
Fakta ini membuat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bersama PT Bayer Indonesia berusaha untuk meningkatkan kualitas bidan di Indonesia. Ya, bidan sebagai garda terdepan yang mendampingi para ibu dan bayi/balita. Di Indonesia, 76,6 persen pelayanan KB dilakukan oleh tenaga bidan dan 54,9 persen dilakukan oleh bidan bina mandiri yang berpraktik sendiri. Pentingnya peran bidan saat ini dan besarnya kepercayaan masyarakat terutama di daerah pedesaan membuat IBI melakukan peningkatan kualitas bidan bina mandiri dengan program Bidan Delima.
Program Bidan Delima adalah langkah agar para bidan bina mandiri yang ada di Indonesia mencapai standar pelayanan yang ada. Tak hanya keahlian, tetapi juga pelayanan komunikasi, standar sarana dan pra-sarana juga manajemen. Awalnya, para bidan akan diberikan modul supaya mereka bisa menilai-- apakah dirinya sudah sesuai dengan standar. Jika sudah, maka mereka harus melapor ke fasilitator di wilayah setempat untuk mengikuti penilaian. Jika lulus, maka mereka akan mendapatkan sertifikasi Bidan Delima.
Sementara, para bidan yang merasa belum memenuhi standar, maka mereka bisa melapor ke fasilitator wilayah untuk mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan sampai mencapai standar yang diharuskan. Program ini juga memberikan penghargaan untuk para bidan yang berhasil meyakinkan pasiennya untuk memakai alat kontrasepsi. Dengan langkah ini diharapkan para bidan bisa membantu meningkatkan kesadaran ber-KB dan pelayanan kesehatan lain, serta menurunkan angka kematian ibu dan bayi. (Siksta/DMO/Dok. Freedigitalphotos)