Sebagai salah satu masalah kesehatan yang mematikan, ada begitu banyak jenis kanker yang dapat dialami oleh manusia. Salah satunya adalah kanker usus. Menurut American Cancer Society, kanker usus menjadi penyebab umum ketiga kematian akibat kanker di Amerika Serikat.
Kanker usus adalah kanker yang muncul pada usus besar. Namun, sering kali kanker usus memiliki karakter yang sama dengan kanker rektum, sehingga kerap dikelompokkan menjadi satu dan disebut sebagai kanker kolorektal.
Meskipun begitu, tingkat kematian akibat kanker usus menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari deteksi dini yang dilakukan penderitanya sehingga kanker dapat dilenyapkan sebelum menjadi ganas. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi kunci kesembuhan bagi penderita kanker usus.
Gejala Awal Kanker Usus
Mengutip laman American Cancer Society, kanker usus mungkin tidak langsung menunjukkan gejala di awal, namun jika gejala muncul maka Anda bisa mengalami satu atau lebih hal-hal berikut ini:
1. Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti diare, sembelit, atau penyempitan tinja, yang berlangsung lebih dari beberapa hari.
2. Perasaan ingin buang air besar berkali-kali karena tidak merasa cukup lega setelah melakukannya.
3. Keluarnya darah dari anus yang berwarna merah terang.
4. Terdapat darah pada kotoran, sehingga kotoran terlihat cokelat gelap dan kehitaman.
5. Kram perut.
6. Mengalami rasa lelah berlebih dan lesu.
7. Menurunnya berat badan yang tidak disengaja.
Sering kali kanker usus dapat menyebabkan perdarahan pada saluran pencernaan, sehingga tidak jarang kondisi ini berujung pada anemia. Selain itu, kanker juga dapat menyebar hingga hati dan paru-paru, sehingga bisa menyebabkan jaundice dan masalah pernapasan. Segera hubungi dokter jika Anda mendapati salah satu atau lebih gejala tersebut di atas ya, Moms. Semakin awal terdeteksi, kemungkinan kanker usus untuk sembuh juga akan semakin besar.
Faktor Risiko dan Metode Penanganan
Hingga saat ini, penyebab kanker usus belum diketahui dengan jelas. Meskipun begitu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kanker usus, antara lain obesitas, memiliki gaya hidup yang sedentari atau kurang bergerak, pola makan tertentu, merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, usia, riwayat dengan kanker usus, riwayat dengan penyakit peradangan, riwayat keluarga dengan kanker usus, memiliki sindrom turunan (seperti sindrom Lynch), latar belakang ras dan etnis (etnis yahudi atau Eropa Timur memiliki risiko kanker usus tertinggi), dan memiliki diabetes tipe 2.
Jika Anda sudah melakukan pemeriksaan serta didiagnosis dengan kanker usus, maka ada beberapa cara penanganan yang bisa dilakukan sesuai dengan ukuran, lokasi, stadium kanker, serta kondisi kesehatan penderita. Opsi cara penanganan kanker usus adalah dengan melakukan kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)