FAMILY & LIFESTYLE

Tak Selalu Buruk! Ini 6 Sisi Positif dari Pandemi COVID-19



Bicara soal pandemi, Moms pasti langsung mengaitkannya dengan berbagai hal buruk. Mulai dari wabah virus corona, perekonomian dunia yang lesu, pengurangan pegawai, hingga kehilangan orang-orang tersayang untuk selamanya karena COVID-19. Wajar jika konotasi buruk melekat erat dengan kata pandemi. Wajar juga jika Anda sudah lelah menghadapi pandemi yang tak kunjung berakhir ini.

Namun kapan pun pandemi ini membuat Anda merasa terpuruk, cobalah untuk melihat sisi positifnya. Ternyata banyak dampak positif dari pandemi ini lho, Moms. Penasaran? Let's look at the bright side!

1. Banyak Waktu dengan Keluarga

Sudah tidak bisa dimungkiri lagi, sisi positif terbaik selama pandemi adalah meningkatnya waktu berdekatan dengan keluarga. Orang tua bisa memantau anak-anak belajar dari rumah dan bahkan bisa meluangkan waktu berkualitas bersama. Jika biasanya orang tua dan anak sekolah sudah berpisah sejak pagi dan mungkin baru bertemu lagi di sore atau malam hari, selama pandemi ini Moms dan Dads bisa lebih sering bertemu dengan Si Kecil.

2. Angka ASI Ekslusif Meningkat

Jika sebelum pandemi ibu bekerja agak kesulitan memberikan ASI ekslusif untuk bayinya, seringnya bekerja dari rumah memberi dampak positif untuk para ibu menyusui yang bekerja. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK dari Health Collaborative Center di 20 provinsi di Indonesia membuktikan, selama masa pandemi COVID-19 di tahun 2020, angka ASI Eksklusif pada kelompok ibu yang bekerja dari rumah (work from home) meningkat sebesar 97,8%.

Artinya, kebijakan PSBB yang mengharuskan ibu tetap berada di rumah memberi pengaruh positif terhadap peningkatan perilaku laktasi. Angka ini meningkat tajam dibanding beberapa tahun yang masih berkisar antara 30-50 persen saja. Terjadi juga peningkatan angka menyusui pada golongan busui yang tetap bekerja dari kantor (work from office), yaitu sebesar 82,9 persen.

3. Minat Olahraga Meningkat

Banyaknya waktu luang atau lebih singkatnya waktu kerja selama pandemi membuat Anda memiliki waktu untuk berolahraga. Sebelum pandemi, mungkin olahraga hanya bisa dilakukan di akhir pekan, tetapi sejak pandemi, minat olahraga pun meningkat. Terbukti dengan munculnya tren-tren berolahraga saat pandemi, mulai dari tren kelas yoga online, tren trekking ke bukit, hingga tren bersepeda yang paling marak dilakukan sejak awal pandemi hingga sekarang.

4. Punya Waktu untuk Hobi

Sebelum pandemi, perjalanan menuju dan dari kantor saja mungkin sudah memakan waktu 4 jam (atau bahkan lebih). Sejak sering work from home atau tidak perlu antar-jemput anak sekolah, waktu perjalanan tersebut bisa digunakan untuk menyalurkan hobi.

Terbukti begitu banyak hobi kreatif yang bermunculan di tengah pandemi ini, seperti hobi mengoleksi tanaman hias, hobi membuat makrame, dan hobi membuat aneka makanan enak. Kerennya lagi, hobi-hobi keren ini bisa dijadikan lahan bisnis dari rumah juga lho, Moms. Yuk, dukung ekonomi kreatif dengan membeli bisnis rumahan dari para penjual lokal.

5. Kreatif Berbisnis

Memiliki waktu luang untuk menyalurkan hobi turut membuka peluang bisnis rumahan lho, Moms. Hasil kreasi hobi Anda, misalnya hobi membuat kue, menjahit, atau mengoleksi tanaman, bisa dipasarkan kembali untuk menambah pundi-pundi Anda. Strategi pemasarannya juga tidak perlu repot-repot, Moms, cukup pakai media sosial atau e-commerce saja. Sedangkan untuk pengiriman bisa melalui ekspedisi atau kurir online. Tidak perlu modal besar untuk memulai bisnis rumahan ini. You can do it, Moms!

6. Terbiasa Mindful Snacking

Di masa pandemi, waktu Moms dan Dads menjadi lebih banyak dihabiskan di rumah. Hal ini pun membuat momen kebersamaan keluarga juga lebih mudah didapatkan. Apalagi, ditemani camilan favorit yang akan menambah kedekatan antara Anda, pasangan, serta Si Kecil.

Dalam survei The State of Snacking 2020 yang dilakukan oleh Mondelez International, disebutkan bahwa 94 persen orang tua mengandalkan camilan untuk menghibur anak-anaknya selama pandemi. Bahkan, 77 persen di antaranya telah menjadikan kebiasaan ngemil sebagai tradisi baru di dalam keluarga.

"Meski begitu, orang tua juga tetap harus menerapkan mindful snacking. Artinya, Anda dan anak-anak menyadari apa yang dikonsumsi serta sadar dengan apa yang masuk ke dalam tubuh. Jadi, kita bisa mengontrol dan tahu batasannya," ungkap peneliti sekaligus pengamat sosial, Devie Rahmawati (12/1). (Tiffany/SW/Dok. Freepik)