TODDLER

Kapan Boleh Berkata 'Tidak' dan 'Jangan' pada Anak?



"Tidak boleh main air, ya!"

"Tidak boleh menumpahkan makanan, ya!!

"Jangan lompat, nanti jatuh!"

Dan, sederet kalimat 'tidak' dan 'jangan' lainnya, mungkin tanpa sadar pernah kita ucapkan pada Si Kecil.

Beberapa psikolog anak sepakat untuk tidak menggunakan kata 'tidak' saat menolak permintaan Si Kecil. Daripada berkata tidak, para orangtua disarankan untuk menggunakan kata lain yang dapat diterima anak secara positif, namun tetap menyiratkan sebuah larangan. Tapi, apakah kata 'tidak' atau 'jangan', benar-benar tidak boleh diucapkan ketika berkomunikasi dengan anak?

Ternyata, kata 'tidak' tetap bisa digunakan dalam pengasuhan anak. Menurut Sashkya Aulia Prima M.Psi psikolog anak dan keluarga dari Tiga Generasi, orangtua harus pandai-pandai memahami situasi kapan harus berkata tidak kepada anak. Kata tidak tentu saja sangat diperlukan bahkan harus diucapkan ketika anak tengah melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya dan orang lain.

Beberapa contoh situasi di mana Anda boleh berkata tidak kepada anak yaitu:

a) Anak bermain kabel, stop kontak maupun steker.
Karena rasa ingin tahunya yang tinggi, Si Kecil seringkali ingin menyentuh semua benda yang dilihatnya. Tak jarang Si Kecil akan bermain-main dengan kabel listrik ataupun peralatan listrik lainnya. Oleh karenanya, jangan ragu untuk berkata tidak atau jangan ketika Si Kecil ingin menyentuh peralatan listrik di rumah.

b) Melepas tangan saat menyeberang jalan.
Menyeberang jalan berhubungan dengan keselamatan diri. Setiap akan menyeberang Anda wajib menuntun Si Kecil. Anda harus berkata tidak jika Si Kecil ingin menyeberang secara mandiri, Jangan lupa, jelaskan padanya ia boleh menyeberang sendiri kalau ia sudah lebih besar.

c) Memukul teman.
Anda perlu berkata tidak jika melihat Si Kecil melakukan perbutan yang tidak baik. Misalnya, memukul temannya saat sedang bermain. Jelaskan kepadanya kalai perbuatan memukul orang lain itu tidak baik, jadi tidak boleh dilakukan.

d) Melompat-lompat di meja kaca.
Anak-anak yang menaiki meja kaca tidak boleh dibiarkan begitu saja. Karena meja kaca rentan pecah, maka anak bisa saja terluka.

e) Bermain api.
Anda tentu saja tidak ingin melihat Si Kecil terkena luka bakar karena bermain api, bukan? Jadi, katakan tidak kalau melihat Si Kecil bermain dengan benda yang dapat menghasilkan api.


f) Anak selalu meminta dibelikan cokelat atau makanan nirnutrisi lain acapkali diajak berbelanja ke supermarket.


g) Bermain dengan komputer kerja Anda di rumah.


h) Membongkar lemari pakaian Anda dan mengacak-acak isinya.


i) Terlalu banyak menonton televisi. (Meiskhe/HH/dok.Freepik)