FAMILY & LIFESTYLE

10 Mitos tentang Vaksinasi (Bagian 2)



Vaksinasi khususnya untuk anak-anak termasuk hal penting untuk dilakukan para orang tua. Namun sayangnya, beberapa tahun terakhir jumlah orang tua yang memilih untuk tidak memvaksinasi anak mereka terus meningkat. Mereka khawatir tentang keamanan dari vaksinasi itu sendiri atau telah mendengar bahwa terdapat alternatif lain yang sama efektifnya, seperti pengobatan homeopati.

Namun, beberapa mitos tentang vaksinasi tidak sepenuhnya benar. Dr Emma Scott pun membantu menyampaikan kebenaran di balik semua mitos tersebut.

Baca juga: 10 Mitos tentang Vaksinasi (Bagian 1)

Mitos 6: Vaksinasi homeopati lebih aman dan sama efektifnya dengan vaksinasi konvensional

Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa vaksinasi konvensional lebih aman dan efektif. Hal ini sayangnya tidak berlaku untuk vaksinasi homeopati yang belum didukung penelitian manapun.


Mitos 7: Vaksin mengandung kadar merkuri yang beracun

Hingga saat ini, tidak ada vaksin yang memiliki kandungan merkuri di dalamnya. Beberapa tahun lalu, memang terdapat merkuri dalam jumlah kecil yang digunakan sebagai pengawet untuk menyimpan beberapa botol vaksin. Namun saat ini, vaksin biasanya disimpan dalam lemari es dengan pengaturan suhu tertentu, sehingga penggunaan merkuri sudah tidak dilakukan lagi.


Mitos 8: Vaksinasi dapat membuat anak terinfeksi penyakit tertentu

Beberapa jenis vaksin menggunakan virus atau bakteri hidup sepertI BCG dan MMR. Hal ini memang dapat menimbulkan penyakit tertentu bagi anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk. Untuk itu, lebih baik untuk mengecek kondisi tubuh anak terlebih dahulu pada petugas medis sebelum menerimakan vaksin .


Mitos 9: Vaksinasi tidak efektif dalam menghasilkan kekebalan tubuh

Vaksin mungkin tidak efektif memberi pengaruh pada setiap orang. Namun, pemberian vaksin setidaknya membuat tubuh lebih tahan terhadap suatu penyakit ketimbang yang tidak menerimanya sama sekali. Jika terdapat 85 sampai 95 persen anak menerima vaksinasi, 5 sampai 15 persen di antaranya kemungkinan tidak menerima efek dari vaksin tersebut. Dengan persentase tersebut, membuktikan bahwa vaksinasi tetap penting diberikan kepada anak gar mengurangi penyebaran suatu penyakit menjadi lebih luas.


Mitos 10: Penyakit yang membutuhkan vaksinasi tidak akan mengenai tubuh kita

Ini tidak benar. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi wabah campak di wilayah Eropa. Karena menurunnya minat warga untuk menerima vaksinas, alhasil banyak korban meninggal karena terpapar penyakit tersebut. Berbagai wabah lainnya juga bisa saja mengenai tubuh kita, terutama saat berlibur ke suatu daerah yang memiliki penyebaran penyakit tertentu.

Untuk itu, penting bagi Anda dan keluarga untuk menerima vaksin agar bisa terhindar dari paparan penyakit berbahaya. (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik)