Pendidikan merupakan salah satu aspek paling penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia belajar untuk bisa bertahan hidup dan mewujudkan berbagai cita-citanya. Tapi beban tanggung jawab serta peran dalam pendidikan bukanlah milik pemerintah atau lembaga pendidikan saja, melainkan semua elemen masyarakat, mulai dari orang tua hingga penyanyi. Inilah yang menjadi alasan utama diselenggarakannya Pesta Pendidikan tahun ini.
Pesta Pendidikan 2019
Jaringan Semua Murid Semua Guru (SMSG) kembali menggelar Pesta Pendidikan pada bulan Mei 2019 dengan tema "Rayakan Inovasi dan Kolaborasi, Kerja Barengan untuk Pendidikan".
"Ekosistem Indonesia perlu akselerasi perbaikan untuk menghadapi tantangan saat ini. Sudah banyak inovasi yang dilakukan oleh komunitas dan organisasi pendidikan di Jaringan SMSG di penjuru Nusantara. Namun, inovasi ini butuh kolaborasi nyata dari semua pihak dengan berbagai latar belakang maupun profesi," tutur Najeela Shihab selaku inisiator Jaringan SMSG.
Pada Pesta Pendidikan tahun ini, sebanyak 28 media, 15 kementerian, serta 500 komunitas dan organisasi pendidikan yang melibatkan lebih dari 350 ribu relawan ikut berpartisipasi dalam berbagai program bersama di penjuru Indonesia. Tidak hanya itu, SMSG juga mengajak beberapa public figure, seperti Gina S. Noer, Andien, Vidi Aldiano, serta banyak lainnya, untuk menyebarkan semangat kerja bareng pendidikan.
Sebagai salah satu kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka Pesta Pendidikan 2019, diadakan Ngobrol Publik bersama public figure, media, korporasi, dan komunitas pendidikan sebagai narasumber. Tidak kurang dari 30 sesi Ngobrol Publik Online berlangsung dari 22 April-3 Mei 2019 dengan berbagai topik seru untuk meningkatkan kepedulian publik pada pendidikan. Konten Ngobrol Publik Online ini dapat disimak di kanal media Semua Murid Semua Guru.
Puncak Pesta Pendidikan 2019 digelar tepat di Hari Pendiikan Nasional, yaitu 2 Mei, di Gedung Kemendikbud RI, Jakarta. Dipandu oleh Sogi Indra Dhuaja dan Najeela Shihab, beberapa public figure membagikan pengalaman serta opini mereka tentang pentingnya kesadaran untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan. "Setiap hari sebenarnya hari pendidikan, tetapi ada momen setiap setahun sekali untuk membuat inovasi dan memberi semangat untuk maju ke depan. Juga mengajak lebih banyak orang untuk peduli terhadap pendidikan," kata Najeela.
Sutradara dan penulis skenario Gina S. Noer serta content creator Wahyu Aditya turut berbagi kisah dan tanggapan mereka tentang kebutuhan pendidikan Indonesia. Mereka berdua setuju akan pentingnya pendidikan keluarga.
"Saya percaya kalau keluarga adalah sekolah pertama anak. Sebagai bapak, saya menjadi guru dan kepala sekolah. Saya harus membuat kurikulum pendidikan untuk anak-anak saya," kata Wahyu. Ia membuat buku seri Cican dan konten video di Youtube yang penuh dengan pesan-pesan edukatif untuk anak dan keluarga Indonesia.
Serima dengan Wahyu, Gina berpendapat bahwa orang tua memiliki peran penting dalam mendidik anak. Ia menyebarkan semangat pendidikan melalui dunia perfilman, yaitu lewat Skenario Acara Anak Nusantara (SCARA) yang diinisiasi oleh BEKRAF, Wahana Kreator Nusantara, dan BASE Animation Studio. "Saya bersama Wahana Kreator Nusantara juga membuat semestaanak.com. Kami sering berdiskusi dan membicarakan tentang apa yang kurang di pendidikan kita," kata Gina.
Selain itu Baim Wong juga berbagi pengalamannya. Ia mengaku pendidikan tidak bisa dihentikan pada jangka waktu tertentu dan bisa dipelajari dari siapa saja. Baginya belajar merupakan proses yang dilakukan seumur hidup.
"Hidupku berubah pada tahun 2000. Waktu itu aku diberikan buku oleh kakakku sebagai hadiah ulang tahun. Harapannya, biar aku bisa berubah jadi orang yang lebih baik. Butuh waktu lama untuk bisa belajar tentang hidup ini dan aku percaya semua orang mempunyai andil dalam hal ini," kata Baim Wong.
Di acara yang sama, Vidi Aldiano juga menceritakan kisahnya. "Aku berterima kasih banget sama guru SMA-ku, Pak Makmur. Dulu, mendalami pelajaran ekstrakurikuler enggak populer. Tapi waktu itu, beliau mendukungku untuk nge-band. Tanpa dukungannya aku enggak bisa berdiri di tempat ini sekarang," tutur Vidi.
Ia mendorong para pemuda-pemudi Indonesia untuk aktif berpartisipasi dalam hal pendidikan. Menjadi relawan adalah salah satu contohnya. "Wah, isu pendidikan terlalu banyak. Aku sadar diri kalau coba menyelesaikan semua enggak akan mungkin. Jadi, aku mulai dari isu yang paling relate sama aku," tutur Vidi.
Hingga kini komunitas dan organisasi pendidikan dalam Jaringan SMSG sudah melakukan inovasi dan menyebarkan praktek pendidikan dalam berbagai bidang, antara lain dalam pendidikan keluarga, pendidikan anak usia dini, pengembangan guru, peningkatan literasi, pendidikan anak marjinal, pendidikan anak dengan disabilitas, pendidikan karakter, pengembangan anak muda, pendidikan vokasi dan kewirausahaan, dan banyak lainnya.
Ayo, kerja bareng membenahi pendidikan, Moms! (Gabriela Agmassini/SW/Dok. M&B)