Proses persalinan berjalan lancar. Si Kecil terlahir sehat dan sempurna. Namun, tetap saja ada masalah yang kerap membuat ibu baru melahirkan galau. Apakah itu?
Jawabannya adalah ASI atau air susu ibu. Tak perlu diperdebatkan lagi, ASI merupakan asupan terbaik untuk bayi Anda. Setiap ibu yang baru melahirkan pasti ingin maksimal memberikan ASI-nya kepada sang buah hati.
Sayangnya, tak semua ibu baru melahirkan beruntung bisa langsung memberikan ASI kepada bayi mereka. Ada sebagian ibu yang payudaranya tidak mengeluarkan ASI meski sudah melahirkan. Kondisi ini ternyata terjadi karena beberapa faktor penyebab, Moms.
1. Faktor kelahiran
1. ibu baru melahirkan merasa stres atau mengalami persalinan traumatik karena proses persalinan yang sangat lama atau operasi caesar sehingga memengaruhi hormon stres yang berdampak pada tertundanya pengeluaran ASI.
2. Penggunaan cairan intravena (cairan infus) yang banyak selama proses persalinan bisa menyebabkan payudara bengkak dan ketersediaan ASI pun tertunda hingga payudara kembali normal.
3. Kehilangan banyak darah, lebih dari 500 ml. Biasanya ini terjadi karena Anda mengalami perdarahan setelah melahirkan. Kondisi ini bisa mengganggu kerja kelenjar hipofisi di otak yang mengontrol hormon laktasi.
4. Plasenta yang tertahan atau apa pun yang memengaruhi fungsi plasenta bisa menunda ASI keluar.
5. Obat penghilang rasa sakit yang diberikan saat proses persalinan juga bisa menunda ASI keluar.
2. Faktor kesehatan
1. Diabetes saat hamil atau diabetes gestasional. Insulin juga punya andil dalam memengaruhi produksi ASI, dan fluktuasi besar dari insulin bisa berdampak pada cadangan ASI. Namun, tidak semua ibu baru melahirkan dengan kondisi diabetes mengalami masalah ini. Mengontrol kadar gula darah dan kadar insulin bisa membantu menjaga produksi ASI tetap stabil.
2. Gestational ovarian theca lutein cysts. Kista ini berkembang saat kehamilan dan menyebabkan kadar hormon testosteron meningkat sehingga menekan produksi ASI setelah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa kadar hormon testosteron menurun setelah 3-4 minggu sejak kista diatasi dan akhirnya proses menyusui pun bisa berjalan normal.
3. Kelebihan berat badan atau obesitas. Perempuan yang kelebihan berat badan sebelum hamil berisiko mengalami tertundanya pengeluaran ASI atau ASI keluar hanya sedikit. Hal ini berhubungan dengan produksi prolaktin yang rendah. Jika yang menyebabkan obesitas adalah gangguan metabolisme, seperti sindrom ovarium polikistik atau hipertiroidisme, kondisi ini juga menjadi faktor yang memengaruhi cadangan ASI.
4. Pengobatan yang dilakukan ibu baru melahirkan. Beberapa obat bisa menyebabkan produksi ASI sedikit, seperti kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon estrogen.
3. Faktor payudara
1. Kelahiran prematur mungkin menyebabkan terhentinya pertumbuhan jaringan payudara yang memproduksi ASI di akhir masa kehamilan sehingga mengakibatkan jaringan yang memproduksi ASI hanya sedikit saat melahirkan. Namun, kondisi ini bisa diatasi dengan manajemen menyusui yang baik sehingga pertumbuhan jaringan payudara dapat berlanjut setelah melahirkan.
2. Payudara belum berkembang sempurna. Hal ini bisa disebabkan karena hipoplasia atau jaringan kelenjar susu yang tidak cukup.
3. Operasi atau cedera pada payudara yang menjadikan jaringan payudara hilang atau rusak atau rusaknya saraf yang berhubungan dengan pengeluaran ASI.
4. Bentuk puting payudara yang tidak biasa, seperti puting payudara datar atau masuk ke dalam.
Mengonsumsi galactagogue
Saat ASI tak keluar, para Moms bisa berkonsultasi ke klinik laktasi. Biasanya, di klinik laktasi Anda akan diajarkan cara memijat payudara guna merangsang produksi ASI serta posisi pelekatan yang baik agar bayi bisa menyusu dengan optimal. Selain itu, sejumlah Moms juga memilih untuk mengonsumsi galactagogue atau obat pelancar ASI. Namun para dokter justru tidak menyarankan Anda untuk terburu-buru menggunakan obat-obatan guna memperlancar ASI.
Baca juga: Rempah dan Herba yang Bisa Bantu Tingkatkan Suplai ASI
Menurut para dokter, masalah ASI kurang yang sering dikeluhkan ibu baru melahirkan punya beragam kemungkinan penyebab. Terkadang, ASI kurang hanya disebabkan oleh mispersepsi dan praktik menyusui yang kurang tepat.
Para dokter berpendapat, pemberian galactagogue untuk meningkatkan produksi ASI baru bisa dibenarkan secara medis pada kasus ibu adopsi atau induksi laktasi (metode untuk merangsang produksi ASI pada wanita yang tidak mengalami kehamilan), relaktasi setelah menyusui terhenti, dan merangsang suplai ASI ibu yang memiliki bayi prematur. Namun, sebelum diberikan galactagogue, dibutuhkan bantuan profesional untuk menilai riwayat lengkap. Yang perlu diingat, penggunaan obat-obatan pelancar ASI akan lebih aman di bawah pantauan dokter.
Bertahan sampai kapan?
Pertanyaan paling penting, apa yang harus kita lakukan jika payudara tak kunjung mengeluarkan ASI hingga beberapa hari? Perlu diketahui, cairan dalam tubuh bayi membuat ia mampu bertahan cukup lama tanpa asupan ASI setelah dilahirkan. Ada ahli yang menyebutkan, bayi mampu bertahan selama 24 jam. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa bayi akan bisa melalui 2-3 hari tanpa asupan ASI.
Apabila payudara Anda tak mengeluarkan ASI setelah 4 hari, Anda tentu harus segera mengambil tindakan. Menggunakan donor ASI atau susu formula bisa menjadi opsi.
ASI memang pilihan terbaik. Namun, saat Anda tak bisa memberikannya, artinya Anda harus mencari alternatif pengganti ASI karena Si Kecil juga membutuhkan asupan makanan dan gizi yang membantunya tumbuh dan berkembang dengan optimal. Jangan lupa Moms, pada saat bersamaan, Anda juga bisa terus berupaya untuk dapat memberikan ASI langsung kepada Si Kecil, ya. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)