Pernikahan atau perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia. Namun tentu saja, untuk mencapai kebahagiaan tersebut sering kali pasangan suami istri harus melalui berbagai ujian terlebih dahulu.
Ujian pernikahan bisa terjadi kapan saja, bisa di awal masa pernikahan atau bahkan setelah puluhan tahun Anda meresmikan hubungan dengan pasangan. Bentuknya pun bisa bermacam-macam, ada yang ringan maupun berat. Nah, berikut ini adalah ujian kesetiaan yang mungkin akan Anda temui dalam pernikahan.
Baca juga: 9 Ciri Pasangan yang Setia, Apakah Anda Salah Satunya?
1. Ujian finansial
Inilah salah satu ujian yang paling sering terjadi pada pasangan suami istri. Tak jarang, pernikahan yang telah berlangsung cukup lama menjadi retak ketika kondisi keuangan tengah menurun. Berkurangnya kemampuan suami dalam memberi nafkah untuk istri kerap menjadi alasan terjadinya perceraian.
Namun, ujian kesetiaan tidak hanya muncul ketika ekonomi keluarga tengah menurun. Ada kalanya, kondisi keuangan yang berlebihan juga bisa memicu salah satu pihak untuk melupakan janji suci mereka untuk selalu bersama.
2. Keturunan yang tak kunjung datang
Salah satu tujuan dalam pernikahan adalah untuk memiliki keturunan. Sayangnya, tidak semua pasangan bisa mendapatkan keturunan dalam waktu cepat. Ada yang harus menunggu hingga puluhan tahun untuk menimang sang buah hati, dan sebagian harus menggunakan cara alternatif seperti adopsi agar bisa memiliki anak.
Penantian keturunan yang berkepanjangan kerap menguji kesetiaan pasangan suami istri. Tak sedikit suami atau istri yang memilih untuk bercerai dan menikah lagi dengan orang lain, ketika mengetahui pasangannya memiliki kesulitan untuk bisa punya anak.
3. Perubahan bentuk tubuh
Perubahan bentuk tubuh kerap terjadi seiring dengan bertambahnya usia, khususnya pada wanita. Setelah melahirkan, sering kali seorang istri kesulitan untuk menjaga bentuk tubuhnya seperti sedia kala. Belum lagi kesibukan mengurus anak bisa membuat para istri tidak punya waktu untuk berdandan atau pergi ke salon.
Dalam banyak kasus, perubahan bentuk tubuh para istri menjadi alasan bagi suami untuk berpaling ke lain hati. So Moms, usahakan untuk tetap menjaga diri sendiri di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga. Hal ini bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya perselingkuhan.
Baca juga: Menurut Psikolog, Ini 6 Ciri Pasangan yang Sedang Berselingkuh
4. Datangnya musibah
Kecelakaan atau penyakit adalah musibah yang bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada pasangan suami istri. Akibat dari musibah tersebut, seseorang bisa mengalami cacat atau ketidakmampuan secara fisik. Ada pula musibah berupa penyakit yang mengharuskan penderitanya untuk menjalani pengobatan berkepanjangan serta kehilangan kemampuan untuk bisa melalui kehidupan secara mandiri.
Nah, di sinilah ujian kesetiaan kerap timbul. Ketika musibah terjadi pada suami atau istri, tak sedikit dari pasangan mereka yang mengaku tak mampu mendampingi sehingga memutuskan untuk berpisah.
5. Ujian berupa kesuksesan
Bukan hanya kemalangan, kesuksesan seseorang juga bisa menjadi ujian kesetiaan pasangan suami istri. Suami yang memiliki jabatan tinggi, kekuasaan, serta kondisi keuangan yang mapan bisa membuatnya tergiur untuk mencari cinta lain di luar rumah.
Namun perlu diketahui, hal ini tidak hanya terjadi pada suami. Istri yang memiliki kesuksesan atau bahkan penghasilan lebih tinggi dibandingkan suami juga kerap menghadapi ujian kesetiaan terhadap pasangannya.
6. Munculnya perbedaan
Sesungguhnya, suami dan istri adalah sosok asing yang kerap memiliki perbedaan dalam sikap dan pemikiran. Banyak pasangan yang mampu meredam perbedaan tersebut, tapi tak sedikit pula yang harus berpisah karena mereka sudah tidak sejalan lagi. Perbedaan sudut pandang pada suami istri biasanya muncul setelah pernikahan berlangsung selama beberapa tahun.
7. Sikap asli
Sering kali suami dan istri baru mengetahui sikap asli pasangannya setelah melangsungkan pernikahan. Ada yang bisa menerimanya dan ada pula yang memutuskan untuk mengakhiri pernikahan setelah mengetahui sikap asli pasangannya tersebut.
8. Campur tangan keluarga
Di Indonesia, campur tangan keluarga besar masih punya pengaruh kuat dalam pernikahan seseorang. Misalnya, mertua yang terlalu ingin ikut campur dalam kehidupan pernikahan anaknya sehingga bisa menjadi ujian berat bagi pasangan suami istri. Biasanya fenomena ini terjadi pada pasangan yang masih tinggal bersama atau berdekatan dengan orang tua dan keluarga besar.
Melalui ujian dalam pernikahan memang bukan hal yang mudah. Tentu saja diperlukan komitmen kuat bagi pasangan suami istri untuk bisa selalu saling setia. Selain itu, setiap pasangan juga perlu bekerja sama dan saling instropeksi guna menghindari munculnya ujian yang bisa menimbulkan perpisahan. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)