Layaknya hal-hal penting dalam kehidupan, hamil dan punya anak tentunya juga harus direncanakan dengan sebaik mungkin agar Anda dan suami bisa lebih siap secara fisik, mental, dan terutama finansial ya, Moms.
Nah, berbicara soal merencanakan kehamilan, penggunaan alat kontrasepsi tentu menjadi hal yang sangat penting. Dengan kontrasepsi, Anda bisa mengatur perencanaan untuk punya anak dengan baik. Penggunaan alat kontrasepsi dalam jangka panjang juga tidak akan mengganggu kesuburan.
Ada banyak alat kontrasepsi yang tersedia dalam berbagai pilihan, mulai dari kondom, pil KB, IUD atau spiral, susuk atau implan, hingga suntik. Pada dasarnya semuanya efektif mencegah kehamilan tak terencana. Namun, memilih alat kontrasepsi yang paling tepat perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kepribadian masing-masing pengguna.
Efektivitas masing-masing alat kontrasepsi juga tergantung pada penggunanya. Artinya, ada alat kontrasepsi yang memang efektif untuk Anda, tapi ada juga alat kontrasepsi yang tidak efektif. Hal inilah yang bisa menyebabkan Anda kebobolan atau mengalami kehamilan meskipun menggunakan alat kontrasepsi. Lalu, apa saja penyebab alat kontrasepsi gagal dan tidak bekerja dengan baik? Ini penjelasannya.
Pil KB atau suntik KB
Ada sejumlah alasan yang membuat pil KB tidak bekerja dengan baik dan gagal dalam mencegah kehamilan, yaitu:
1. Pil lupa diminum atau tidak dikonsumsi sesuai aturan. Ini merupakan penyebab paling umum. Jika pil KB tidak dikonsumsi pada waktu yang sama setiap harinya, atau bahkan lupa, kemungkinan hamil bisa meningkat. Hal yang sama juga berlaku untuk suntik KB. Jika Anda melewati jadwal suntik, maka peluang terjadinya kehamilan juga makin besar.
2. Baru memulai KB. Pil atau suntik KB baru mulai bekerja setelah 7 hari pertama digunakan. Apabila pil atau suntik KB mulai digunakan segera setelah menstruasi berakhir, boleh dikatakan Anda cukup terlindungi dari kehamilan. Namun, jika penggunaan pil atau suntik KB bersifat acak atau pada salah satu hari saat pertengahan bulan, Moms disarankan untuk menggunakan kondom selama 7 hari pertama sebagai perlindungan ekstra untuk mencegah kehamilan.
3. Mengonsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu. Alkohol bisa memengaruhi kerja organ hati sehingga mengakibatkan masalah dalam proses penyerapan kandungan aktif pil KB di dalam tubuh. Beberapa obat juga bisa menurunkan efektivitas pil KB. Moms bisa berkonsultasi dengan dokter jika harus mengonsumsi obat untuk penyakit tertentu dalam jangka waktu panjang.
4. Penyimpanan tidak tepat. Kualitas dan efektivitas pil KB akan terjaga selama disimpan dalam temperatur di bawah 25 derajat Celsius. Jika ditaruh di tempat yang terlalu panas, kemungkinan kualitas pil akan menurun.
KB spiral atau IUD
1. Kegagalan sering kali disebabkan ketidaktepatan pemasangan spiral oleh tenaga medis atau pengguna lupa melakukan kontrol rutin. Jika pemasangan spiral tidak pas, kehamilan tetap bisa terjadi. Anda juga mesti melakukan pemeriksaan secara rutin untuk memantau kondisi spiral, sehingga bisa diperbaiki jika posisinya bergeser.
2. Kehamilan juga bisa terjadi apabila Moms mengabaikan masa kedaluwarsa spiral yang dipakai. Masa kedaluwarsa spiral berlaku sekitar 4-5 tahun. Jika Anda membiarkannya lebih dari waktu tersebut, ini akan membuat efektivitas spiral berkurang sehingga memicu kehamilan.
Baca juga: 5 Efek KB IUD bagi Suami yang perlu Anda Ketahui
KB implan atau susuk
Sama seperti spiral pemasangan susuk atau implan yang kurang tepat juga bisa menjadi penyebab kehamilan. Selain itu, tak sedikit ibu yang lupa melakukan kontrol rutin dan melupakan masa kedaluwarsa susuk yang berlaku antara 3-8 tahun.
Kondom
1. Penggunaan kondom juga bukan berarti jaminan 100% bisa mencegah kehamilan. Kondisi kondom yang bocor tanpa diketahui bisa menyebabkan sperma berpindah sehingga Moms bisa saja hamil. Kondom yang bocor bisa terjadi karena cacat dari pabrik, penyimpanan yang salah, atau terlalu lama disimpan.
2. Selain bocor, kegagalan penggunaan kondom bisa dipicu oleh tindakan suami yang hanya memasang kondom menjelang ejakulasi. Bisa jadi sudah ada sperma yang keluar sebelum kondom terpasang sehingga Anda pun bisa hamil. (M&B/SW/Foto: Freepik)