Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Mengenal Cedera Otak Diffuse Axonal Injury (DAI), Bisa Sembuh Lagi?

Mengenal Cedera Otak Diffuse Axonal Injury (DAI), Bisa Sembuh Lagi?

Saat ini nama penyakit DAI atau diffuse axonal injury sedang ramai dibahas. Nama masalah kesehatan ini mulai mencuat sejak viral kasus penganiayaan yang dialami oleh Cristalino David Ozora (17). David disebut mengalami koma akibat DAI.

Apa itu DAI? Apa gejalanya dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, kenali dan waspadai lebih lanjut DAI atau diffuse axonal injury ini!

Apa itu DAI?

Diffuse axonal injury juga dikenal dengan cedera aksonal difus. Mengutip tulisan di laman Hermina Hospitals yang diulas oleh dr. Ashalia Chandra Dewi, Sp.S, M. Biomed, Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Hermina Bogor, DAI merupakan jenis cedera pada otak traumatis (TBI).

“Hal ini adalah cedera yang biasanya diakibatkan oleh trauma akibat benda tumpul di kepala dan memengaruhi fungsi otak sehingga menyebabkan gangguan komunikasi antara saraf di otak, yang kemudian dapat menyebabkan koma, gangguan fisik, kognitiff dan kematian,” jelas dr. Ashalia.

Apa penyebab DAI?

Melansir Johns Hopkins Medicine, pada kasus DAI terjadi robekan di serabut saraf akson karena cedera dan pergeseran otak dengan cepat di dalam tengkorak. Beberapa kejadian yang bisa menjadi penyebab DAI contohnya adalah kecelakaan kendaraan, serangan kekerasan, terjatuh dengan kencang, kecelakaan saat berolahraga, dan penganiayaan anak (seperti pada kasus shaken baby syndrome).

Otak yang bergeser dengan cepat di dalam tengkorak ini bisa jadi sangat mikroskopik dan mungkin tidak terlihat saat skrining CT scan atau MRI. Namun pada kebanyakan kasus DAI, robekan serabut saraf akson cukup jelas untuk terdeteksi.

Gejala DAI

Tanda utama DAI adalah kehilangan kesadaran yang bisa berlangsung antara 6 jam atau bahkan lebih. Pada kasus DAI ringan, korban mungkin tetap sadar tetapi menunjukkan tanda-tanda kerusakan otak (seperti hilang fokus, pusing, mual, disorientasi arah, dan linglung).

Mengutip Healthline, banyak orang yang tidak selamat dari cedera kepala berat atau mengalami koma berkepanjangan. Bagi yang selamat dari koma, dampaknya bisa panjang dan menetap bahkan setelah rehabilitasi. Namun pada kasus DAI ringan, sangat mungkin untuk kembali pulih atau hanya mengalami efek samping ringan.

Apa dampak DAI?

Ada cedera otak yang ringan, ada juga yang berat seperti DAI. Dampak DAI tentu sangat beragam dan mengenai berbagai aspek. Dampak ini pun ada yang jangka pendek dan panjang, bahkan mungkin juga dampaknya menetap. Melansir Johns Hopkins Medicine, beberapa dampak cedera otak yang mungkin terjadi adalah:

Gangguan kognitif: Koma, bingung atau linglung, gangguan ingatan, amnesia, gangguan menyelesaikan masalah, tidak bisa memahami konsep abstrak, kehilangan kemampuan merasakan tempat dan waktu, kurang bisa menjaga diri dan orang lain, dan tidak bisa menerima beberapa arahan sekaligus.

Gangguan motorik: Lumpuh atau otot lemah, otot mengencang dan sulit dikontrol, keseimbangan rendah, tidak bisa mengatur gerak tubuh, tremor, gangguan menelan, dan koordinasi tubuh tidak baik.

Gangguan sensori: Perubahan kemampuan panca indra, kehilangan sensasi merasakan bagian tubuh, sulit mengenal kanan kiri, dan gangguan penglihatan.

Gangguan komunikasi: Sulit berbicara dan memahami obrolan, sulit memilih kata yang tepat untuk diucapkan, sulit membaca atau menulis, perbendaharaan kata menurun, sulit membuat kalimat yang masuk akal, sulit mengenali benda dan fungsinya, sulit membaca, menulis, serta menggunakan angka.

Gangguan regulatory: Mudah lelah, perubahan jadwal tidur, sering pusing, sakit kepala, serta tidak bisa mengontrol BAB dan BAK.

Perubahan kepribadian: Apatis, kehilangan motivasi, mudah marah, mudah terpuruk, cemas berlebih, depresi, inappropriate sexual behavior, dan mudah frustrasi.

Menangani DAI

Sangat penting untuk segera memberikan penanganan terbaik setelah dinyatakan DAI. Hal ini bertujuan untuk mengurangi segala bentuk pembengkakan otak agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan steroid untuk mengurangi pembengkakan.

Mengutip Healthline, tidak ada operasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi DAI. Beberapa penanganan untuk mengurangi dampak DAI adalah:

  • Terapi bicara
  • Terapi fisik
  • Terapi rekreasional
  • Terapi okupasi
  • Konseling.

Dampak DAI memang mungkin bisa fatal, tetapi juga sangat mungkin untuk kembali sadar dan pulih dengan terapi yang optimal. Jangan patah semangat, ya! (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)