Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Bukan Makanan, Ini 5 Hormon yang Berpengaruh terhadap Kenaikan Berat Badan

Bukan Makanan, Ini 5 Hormon yang Berpengaruh terhadap Kenaikan Berat Badan

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram dan Youtube Mother & Beyond

Ketika berat badan bertambah, sering kali kita langsung menyalahkan pola makan atau kurangnya olahraga. Namun, tahukah Anda bahwa hormon memiliki peran besar dalam perubahan berat badan? Jika Anda merasa sudah menjaga pola makan dan olahraga teratur, tapi tetap mengalami kenaikan berat badan, mungkin ini saatnya melihat peran hormon dalam tubuh Anda.

Nah, berikut ini penjelasan mengenai hubungan antara hormon dan kenaikan berat badan, cara mengenali tanda-tanda ketidakseimbangan hormon, dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengelolanya dengan lebih baik, Moms.

Apa itu hormon dan bagaimana pengaruhnya terhadap berat badan?

Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar tubuh dan berfungsi untuk mengatur banyak proses biologis. Secara sederhana, hormon adalah “pembawa pesan” yang menginstruksikan tubuh untuk melakukan berbagai fungsi, seperti mengatur metabolisme, tingkat energi, rasa lapar, dan bahkan distribusi lemak.

Beberapa hormon kunci memainkan peran penting dalam metabolisme dan manajemen berat badan. Ketidakseimbangan pada hormon-hormon ini bisa menyebabkan tubuh Anda menyimpan lebih banyak lemak, memperlambat metabolisme, atau meningkatkan rasa lapar yang tidak terkendali. Berikut ini hormon-hormon yang mempengaruhi berat badan kita.

1. Leptin

Leptin adalah hormon yang bertugas mengontrol rasa kenyang. Hormon ini diproduksi oleh sel-sel lemak tubuh. Ketika kadar leptin mencukupi, otak Anda menerima sinyal bahwa Anda sudah cukup makan.

Namun, resistensi leptin bisa terjadi ketika tubuh tidak lagi merespons sinyal leptin dengan baik, meskipun kadarnya tinggi. Hal ini umum terjadi pada individu dengan berat badan berlebih atau obesitas, sehingga mereka merasa terus-menerus lapar meski konsumsi makanan sudah cukup.

Tips mengelola leptin:

  • Prioritaskan tidur yang cukup, karena kurang tidur bisa mengganggu produksi leptin.
  • Kurangi konsumsi makanan olahan tinggi gula dan lemak trans.

2. Ghrelin

Jika leptin adalah hormon kenyang, maka ghrelin adalah hormon lapar. Ghrelin diproduksi di perut dan mengirimkan sinyal ke otak bahwa Anda perlu makan. Kadar ghrelin meningkat sebelum makan dan menurun setelah Anda makan. Namun, pola makan yang tidak teratur dan stres kronis bisa meningkatkan kadar ghrelin, membuat Anda merasa lapar lebih sering.

Tips mengelola ghrelin:

  • Makan pada waktu yang teratur untuk menghindari fluktuasi hormon.
  • Konsumsi makanan tinggi protein untuk membantu menjaga rasa kenyang lebih lama.

3. Insulin

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan bertanggung jawab untuk mengatur gula darah. Ketika Anda makan makanan tinggi gula atau karbohidrat, tubuh melepaskan insulin untuk membantu menyimpan gula sebagai energi.

Namun, konsumsi gula berlebihan bisa menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi tubuh tidak merespons insulin dengan efektif. Hal ini dapat memicu penyimpanan lemak yang lebih banyak, terutama di area perut.

Tips mengelola insulin:

  • Kurangi asupan makanan dan minuman manis.
  • Tingkatkan aktivitas fisik untuk membantu tubuh menggunakan gula darah dengan lebih efisien.

4. Kortisol

Sering disebut sebagai “hormon stress”, kortisol dilepaskan ketika tubuh berada dalam tekanan fisik atau emosional. Meskipun penting untuk respons tubuh terhadap stres, kadar kortisol yang tinggi secara kronis bisa menyebabkan peningkatan nafsu makan dan penyimpanan lemak, terutama di area perut.

Tips mengelola kortisol:

  • Lakukan teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi.
  • Tetap aktif secara fisik untuk mengurangi stres secara alami.

5. Hormon tiroid

Kelenjar tiroid memproduksi hormon yang mengatur metabolisme tubuh Anda. Ketidakseimbangan hormon tiroid, seperti hipotiroidisme, dapat memperlambat metabolisme dan menyebabkan kenaikan berat badan. Gejala ketidakseimbangan tiroid antara lain kelelahan ekstrem, penambahan berat badan yang cepat meskipun pola makan tetap, serta kulit kering dan rambut rontok.

Tips mengelola tiroid:

  • Konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan tiroid.
  • Pastikan diet Anda mencukupi kebutuhan yodium dan selenium, yang penting untuk kesehatan tiroid.

Cara mengidentifikasi ketidakseimbangan hormon

Ketidakseimbangan hormon bisa menyebabkan berbagai gejala berbeda, tergantung pada hormon yang terlibat. Berikut ini tanda umum yang perlu Anda perhatikan, Moms.

  • Perubahan berat badan yang sulit dijelaskan
  • Nafsu makan meningkat atau berkurang secara drastis
  • Kurang energi meski sudah tidur cukup
  • Kerontokan rambut atau masalah kulit.

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna pemeriksaan lebih lanjut.

Cara menyeimbangkan hormon dan mengelola berat badan

1. Makan dengan pola seimbang. Pastikan Anda mendapatkan kombinasi makronutrisi yang tepat (karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat) dalam setiap makanan untuk menjaga keseimbangan hormon.

2. Olahraga teratur. Aktivitas fisik tidak hanya membakar kalori, tapi juga membantu mengatur hormon seperti insulin dan kortisol.

3. Tidur yang cukup. Kurang tidur dapat mengganggu produksi leptin dan kortisol, sehingga tidur yang berkualitas penting untuk kesehatan hormon.

4. Kurangi stres. Atasi stres dengan berbagai cara, seperti berolahraga, meditasi, atau meluangkan waktu untuk hobi.

5. Hindari diet ketat. Diet yang terlalu ketat atau rendah kalori dapat mengganggu fungsi hormon seperti leptin dan tiroid.

Baca juga: 10 Cara Mengembalikan Keseimbangan Hormon setelah Melahirkan

Itulah hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kenaikan berat badan. Memahami peran-peran hormon ini akan bisa membantu Anda menjaga berat badan dan kesehatan secara keseluruhan, Moms. (M&B/Ayu/SW/Foto: Rawpixel.com/Freepik)