Salah satu penyakit yang sering menyerang kulit adalah dermatitis atopik. Penyakit kulit yang juga dikenal sebagai eksim atopik ini merupakan radang kulit yang berbentuk ruam dan menyerang orang-orang yang memiliki kulit sensitif, serta mudah teriritasi. Gangguan kulit ini biasanya terjadi dalam waktu lama, dapat kambuh sewaktu-waktu, dan tidak bisa hilang.
Umumnya, dermatitis atopik diderita oleh anak-anak, khususnya yang berusia kurang dari 5 tahun. Prevalensi atau angka kasus dermatitis atopik pada anak di usia tersebut bisa mencapai 9-21 persen. Namun, penyakit ini juga dapat diderita oleh orang dewasa dengan prevalensi 2-10 persen.
Menurut dr. Rachel Djuanda, Sp.KK, dari RS Bunda Jakarta, penderita dermatitis atopik memiliki kulit sangat kering, karena rendahnya produksi ceramide. Hal tersebut membuat fungsi pelindung kulit berkurang, sehingga kemampuannya untuk menampung air menurun dan siklus hidup sel epidermis lebih pendek.
“Jika fungsi pelindung kulit berkurang, berbagai macam benda asing, seperti bakteri dan jamur, akan lebih mudah masuk. Hal ini menyebabkan timbulnya rasa gatal yang hebat,” tutur dr. Rachel dalam seminar media beberapa waktu lalu. Ia pun mengatakan bahwa penanganan dermatitis atopik perlu diimbangi dengan penggunaan pelembap untuk mengembalikan kelembapan kulit, memperbaiki fungsi pelindung kulit, serta meningkatkan antimikroba.
“Perlu diketahui bahwa penggunaan obat steroid topical untuk mengendalikan rasa gatal malah akan membuat kulit 'kebal' terhadap obat tersebut. Karenanya, lebih baik oleskan pelembap pada kulit minimal 2 kali sehari setelah mandi. Usahakan juga untuk tidak menggaruk bagian yang gatal, karena semakin digaruk, dermatitis atopik akan semakin meradang,” lanjut dr. Rachel. (Aulia/DC/Dok. M&B)